Pemkot MoU dengan PJB Kembangkan Aliran Listrik Ramah Lingkungan

Rektor ITS Joni Hermana, Direktur Utama PJB Iwan Agung Firsantara dan Wali Kota Tri Rismaharini foto bersama usai penandatanganan MoU terkait pengembangan energi terbaru dan terbarukan, Senin (23/10). [trie diana/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) dengan perusahaan Pembangkit Jawa Bali (PJB) terkait pengembangan energi terbaru dan terbarukan serta teknologi ramah lingkungan di Surabaya, Senin (23/10).
Hadir dalam acara tersebut Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Joni Hermana, Direktur Utama Pembangkit Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firsantara dan Wali Kota Surabaya Tri  Rismaharini beserta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Wali Kota Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada PT PJB dan Rektor ITS yang membantu Pemkot Surabaya dalam mewujudkan kota yang ramah lingkungan atau yang biasa disebut Smart City.
“Sekali lagi kami sangat berterima kasih karena ini sangat mendukung program Pemkot Surabaya,” kata Risma di kantor pusat PJB Jl Ketintang Baru No 11.
Dikatakan wali kota, ke depan jumlah penduduk termasuk kebutuhan lahan dan pangan serta kebutuhan yang lain akan semakin banyak. Melihat hal itu, dia meminta kepada masyarakat agar cerdas mengelola energi yang ada, jika tidak maka ke depan akan mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, dia mengucapkan terima kasih atas terobosan yang dilakukan PJB kepada Surabaya.  ”Ini langkah preventif, lebih baik mengantisipasi sekarang daripada nanti ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, wali kota perempuan di Surabaya juga menjelaskan pengelolaan sampah di TPA Benowo yang sejak lama dikonsep dan bakal direalisasikan wujudnya akhir 2018 untuk menambah pasokan aliran listrik bagi PLN dan warga Surabaya.
“Insyallah akhir 2018 TPA yang ada di Benowo mampu menghasilkan 11 – 12 megawatt, saat ini komponen barang impor yang sudah datang sekitar 30 persen, sedangkan konstruksi sudah hampir selesai,” ungkap Risma.
Tidak hanya ucapan terima kasih, guna mewujudkan terobosan ini, wali kota juga akan menyediakan lahan bagi PJB agar mampu menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan.
Menurutnya, di Surabaya ada banyak lahan khususnya di wilayah barat. Namun, kata dia, pemilihan lahan terlebih dahulu melewati hasil survei dari  tim ITS dan PJB, apakah memenuhi standar atau tidak.
Sementara itu Direktur Utama PJB Iwan Agung Firsantara menambahkan, bentuk kerjasama antara PJB dan Pemkot Surabaya adalah membuat solar panel di beberapa daerah-daerah yang tidak digunakan.
”Jadi dalam kerjasama ini, pemkot menyediakan lahan lalu PJB menyediakan solar panel yang mana di dalamnya terdapat pendanaan, sedangkan ITS menyediakan engineering-nya,” jelas Iwan.
Ditanya soal jumlah megawatt yang mampu dihasilkan dalam satu hektare, Iwan mengatakan, satu hektare lahan mampu menghasilkan 1 megawatt dengan mengeluarkan dana sekitar 1,2 juta dollar AS.  ”Nanti kita lihat dan kapasitas akan disesuaikan,” ucapnya.
Selain solar panel, Iwan menuturkan, Pemkot Surabaya dan PJB berencana untuk memanfaatkan potensi-potensi lain yang mungkin bisa dijadikan sebagai energi listrik misalnya di sungai-sungai yang ada di Surabaya. [dre]

Tags: