Pemkot Optimalkan Sentra PKL Sepi Peminat

Sentra-PKL-Wisata-Religi-Ampel-terlihat-sepi-bahkan-tak-ada-satupun-pedagang-yang-berjualan-di-lokasi-yang-baru-diresmikan. [geh/bhirawa]

Sentra-PKL-Wisata-Religi-Ampel-terlihat-sepi-bahkan-tak-ada-satupun-pedagang-yang-berjualan-di-lokasi-yang-baru-diresmikan. [geh/bhirawa]

DPRD Surabaya,Bhirawa
Banyaknya sentra PKL yang tidak berfunbgsio sesuai rencana membuat  Komisi B Bidang Perekonomian sepakat jika pemerintah kota tidak lagi memperbanyak sentra pedagang kaki lima (PKL) . Legislatif meminta agar Pemkot saat ini mengotimalkan sentra PKL yang sudah dibangun agar lebih ramai dikunjungi masyarakat.
Ketua Komisi B DPRD Surabaya Mazlan Mansur di Surabaya, Rabu (25/3),  sebaiknya pemkot menghentikan pembangunan sentra PKL, karena banyak yang sudah ada tidak optimal.  Mazlan mengatakan yang paling mendesak saat ini adalah mengoptimalkan sentra PKL yang sudah ada, terutama yang keadaannya sepi dari pedagang dan pengunjung.
Tahun lalu, ungkap Mazlan , Pemkot mengajukan anggaran untuk membangun sebanyak 12 sentra PKL,Namun menurutnya,, dari 12 sentra PKL tersebut, yang disetujui oleh Komisi B hanya delapan sentra PKL. “Hidupkan dulu yang masih sepi-sepi itu. Pemkot kan sudah menyediakan lapak-lapak untuk berjualan, nah ini yang harus diberdayakan olen PKL,” katanya.
Hal sama dikatakan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Edi Rachmat. Ia menambahkan, sentra PKL yang sepi ini disebabkan banyak hal misalnya, ketika sentra PKL tersebut ramai, maka pedagang serta merta akan menaikkan harga menunya sehingga ini yang memberatkan konsumen.
“Suatu ketika konsumen tersebut tidak tertarik lagi untuk kembali ke sentra PKL tersebut. Kalau praktik-praktik seperti ini dibiarkan, maka konsumen yang akan dirugikan. Dampaknya pada sentra PKL itu sendiri menjadi sepi,” ujarnya.
Diketahui ada tujuh dari 50 sentra PKL yang terancam gulung tikar. Hal ini disebabkan jumlah pedagang yang berjualan di sentra PKL tersebut terus menyusut. Begitu pula dengan kunjungan konsumen yang tiap tahun terus berkurang.
Tujuh sentra PKL itu di antaranya berada di Sumberejo, Kandangan, Lidah Wetan, Pakal, Sememi. Kelimanya berada di Surabaya barat, sedangkan sisanya dua sentra PKL lagi adalah di Jalan Urip Sumoharjo dan Ampel.
Rata-rata, sentra PKL ini menyediakan sebanyak 40 stan. Tapi ternyata, dari jumlah stan itu, yang terisi hanya sekitar 10 hingga 15 stan saja. “Kalau yang mengisi sentra PKL ini bukan berasal dari PKL murni, maka bisa dipastikan tidak akan ramai. Pada dasarnya, kami membangun sentra PKL ini untuk menata agar pedagang tidak berjualan di sembarang tempat,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya, Hadi Mulyono.
Meski ada sejumlah PKL yang tidak berkembang, lanjutnya, Dinas Koperasi dan UMKM tetap akan menambah lagi sentra PKL. Sebab, jumlah sentra PKL masih kurang. Tahun ini, pihaknya akan membangun sebanyak delapan sentra PKL.
Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp8 miliar dengan perincian tiap unit sentra PKL butuh dana sebesar Rp1 miliar. Delapan sentra PKL yang akan dibangun itu berada di Balas Klumprik, Dharmawangsa, Mulyorejo dan Bratang Binangun.
Guna meramaikan sentra-sentra PKL tersebut, pihaknya akan melakukan sejumlah perbaikan, di antaranya pemasangan wifi dan juga kerja sama dengan asosiasi seperti pertokoan retail.
“Saya diminta oleh wali kota untuk menginventarisasi aset Pemkot. Jika nanti lokasinya strategis, bisa dibangun sentra PKL,” ujarnya. [gat]

Tags: