Pemkot Pasang Lampu GBT Lebihi Standar FIFA

Pekerja mulai mengupas rumput yang ada di Stadion GBT untuk diganti rumput baru yang berstandar internasional.

Surabaya, Bhirawa
Meskipun pelaksanaan Piala Dunia Usia 20 tahun (U 21) ditunda, namun Pemkot Surabaya tetap melanjutkan beberapa pengerjaan finalisasi Stadion Utama Gelora Bung Tomo (GBT). Diantaranya, melakukan uji kelayakan lampu di stadion utama.
Jajaran dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) bersama tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah memantau uji kelayakan lampu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Federation of International Football Association (FIFA). Satu persatu titik yang sudah diberi tanda diuji kelayakannya melalui alat bernama Lux Meter. Mulai dari depan pintu gate 2 hingga berjalan mengelilingi lapangan.
Menurut Tim Ahli ITS, Samsul Anam, sebenarnya pada 24 Desember lalu sudah dilakukan pengecekan yang pertama kali setelah lampu secara resmi terpasang. Sedangkan pengukuran kali ini dilakukan untuk mengecek kembali, apakah pencahayaan stadion sudah sesuai dengan standar yang ditentukan.
“Tanggal 24 Desember lalu sudah dilakukan pengecekan. Tetapi kami kini mengecek kembali kebetulan pada saat itu ada sedikit penambahan. Dan ini sekarang sudah clear,” kata Samsul Anam di sela – sela uji kelayakan, Minggu (24/1).
Berdasarkan hasil pantauannya, Samsul menyatakan, pencahayaan stadion GBT ini sudah melebihi kapastitas yang ditentukan oleh FIFA yaitu 2 ribu lux. Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sendiri sudah memberi target khusus yakni 2.400 lux.
“Artinya sudah lebih tinggi lagi ya. Karena saat Bulan Desember saja 2.700 lux, setelah ada penambahan dan sedikit revisi sekarang sudah mencapai 2.850 lux,” urainya.
Menurut Samsul, Pemkot Surabaya memberi standar yang lebih tinggi lantaran karena lambat laun lampu akan mengalami peredupan. Namun, Samsul menjamin jika pelaksanaan Piala Dunia U-20 berlangsung tahun 2023 mendatang maka pencahayaan stadion masih sesuai dengan standar yang ditentukan oleh FIFA.
“Kami sudah hitung ketika mengalami peredupan pun masih akan sesuai dengan standar. Perkiraan turunnya pun menjadi 2.400 lux,” tegas dia.
Samsul juga menjelaskan, metode yang digunakan dalam pengujian ini menggunakan sampling. Caranya dengan membagi lapangan menjadi 96 titik lokasi. Dari puluhan titik itu dilakukan pengujian dengan alat dan menghasilkan sekitar 2.850 lux. Sedangkan untuk perawatannya tidak terlalu sulit. Karena lampu yang digunakan LED sudah anti cuaca, debu, binatang. Saat hujan pun sudah aman.
Sementara itu, staf Bidang Bangunan DPRKP-CKTR, Loli Syahruli menambahkan, periode pengecekan akan dilakukan secara berkala untuk memastikan kondisi lampu baik – baik saja. Terutama menjaga lensa lampu agar tetap bersih, sehingga ketika pelaksanaan U-20 nanti, meski masih ada penurunan tetapi masih sesuai dengan standar FIFA.
“Kami siapkan betul GBT ini adalah sebuah stadion dengan kemampuan internasional untuk kita menerima tamu – tamu. Kita juga perhatikan pencahayaannya tidak hanya dalam stadion tetapi seluruh ruangan,” pungkasnya. [iib]

Tags: