Pemkot Pertegas Aturan Bedah Rumah

Kondisi Masjid Agus Salim yang mangkrak dan tak ada kegiatan membuat Pemkot Batu menghentikan bantuan dana operasional untuk masjid ini.

Kondisi Masjid Agus Salim yang mangkrak dan tak ada kegiatan membuat Pemkot Batu menghentikan bantuan dana operasional untuk masjid ini.

Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu memutuskan untuk mengubah kebijakan program bedah rumah. Di lima bulan terakhir tahun ini, pemkot membuat sistem swakelola terhadap pelaksanaan bedah rumah. Diharapkan dengan sistem ini hasil dari pelaksanaan bedah rumah bisa lebih maksimal.
Awalnya, ada sebanyak 1333 rumah yang diajukan untuk dibedah dalam program Bedah Rumah. Dalam verifikasi yang dilakukan beberapa waktu lalu, ternyata banyak rumah yang masih layak huni yang masuk dalam daftar rumah yang dibedah.
Ke depan, dalam pelaksanaan bedah rumah harus dibentuk sebuah kepanitiaan swakelola bedah rumah. Dalam kepantiaan itu, selain pemilik juga melibatkan warga sekitar untuk ikut serta dalam proses bedah rumah. Harapannya, warga bisa lebih tahu dan lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan dari rumah yang sedang mereka bedah.
“Dalam pembentukan kepanitiaan ini harus disetujui oleh pemerintah desa yang berketempatan sebagai lokasi bedah rumah. Dalam sebuah kepantiaan, bisa hanya bertugas membedah sebuah rumah ataupun lebih sesuai dengan jumlah rumah yang dibedah di kawasan tersebut,” ,”ujar Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Batu, Teguh Wijayanto, Selasa (7/7).
Selain lebih tegas dalam program bedah rumah, Pemkot juga memberikan ketegasan dalam pemberian bantuan masjid dan musala. Tahun ini ada sebanyak 166 masjid dan 574 musala yang mengajukan bantuan operasional. Setiap masjid mendapatkan jatah bantuan Rp 2,5 juta, sedangkan musholla sebesar Rp 1 juta. Namun Pemkot terpaksa mencoret dana bantuan operasional untuk Masjid Agus Salim. Karena setelah diverifikasi di lapangan, kondisi masjid tersebut saat ini mangkrak alias tak dimanfaatkan untuk kegiatan peribadatan.  Dan saat Bhirawa datang ke lokasi, ternyata kondisi Masjid tersebut sangat tidak layak dan dikelilingi semak belukar liar.
Terpisah Wali kota Malang Muhammad Anton, di sela-sela penyerahan kunci bedah rumah di Pisang Candi, Selasa (7/7) malam kemarin, mengatakan bahwa bedah rumah merupakan bagian dari kepedulian terhadap wong cilik.
“Banyak hal yang kita lakukan untuk menyejahterakan masyarakat kecil, karena kita ingin masyarakat kota Malang ini, lebih sejahtera,” kata Walikota yang kerap disapa Abah Anton ini.
Menurut Abah, bedah rumah itu adalah salah satu hasil pada saat melakukan blusukan, beberapa bulan sebelumnya. Ketika itu pihaknya melihat langsung kondisi rumah masyarakat yang sangat tidak layak.
Bedah rumah lanjut Abah Anton, banyak dilakukan bekerjasama dengan perusahaan, melalui dana Coorporate Social  Responbility (CSR) perusahaan. Tetapi khusus untuk di Pisangcandi, dari enam rumah yang di bedah dua merupakan CSR dari PDAM Kota Malang.
Sementara itu Direktur PDAM Kota Malang, Jimianto mengemukakan PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah, ikut ambil bagian program bedah rumah ini.
Bahkan kata dia, bedah rumah yang dilakukan oleh PDAM juga disertai dengan memberikan saluran PDAM, sehingga mereka tidak lagi berfikir soal air bersih. [mut nas]

Rate this article!
Tags: