Pemkot Probolinggo Berikan Teguran Tertulis

Penampilan live show yang mengenakan seragam Sekolah Dasar (SD) di Diskotek Heaven, Beejay Group beberapa waktu lalu.

Penampilan live show yang mengenakan seragam Sekolah Dasar (SD) di Diskotek Heaven, Beejay Group beberapa waktu lalu.

(Live Show Berseragam Sekolah SD)
Kota Probolinggo, Bhirawa.
Pemkot Probolinggo memanggil pemilik The Haven, Beejay Group, terkait dengan live show berseragam Sekolah Dasar (SD), Sabtu (6/8) malam. Sudah diberikan tegoran tertulis , bahkan masih akan melakukan rapat lagi mengenai kelanjutannya.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata (Dispobpar) Kota Probolinggo, Agus Efendi, Kamis (11/8). “Segera kita urus melalui tim. Segera lapor walikota. Pemerintah kota sangat mengecam kegiatan tersebut. “Melecehkan dunia pendidikan dan wisata Kota Probolinggo,” ujarnya.
Pihaknya sudah memberikan teguran tertulis terhadapnya  Beejay setelah kami panggil Selasa 9/8 terkait live show berseragam mirip SD  tersebut di Diskotek The Haven. “Saya tekankan, ini teguran tertulis karena tidak patut. Terlalu mini, walaupun berdasarkan keterangan Beejay kepada kami, kostum yang dipakai Band Plelis bukan seragam SD, melainkan mirip. Meski demikian, hal itu dinilai tidak patut karena busana yang dikenakan terlalu minim,” kata Agus.
Bagaimana bila ternyata yang dikenakan benar-benar seragam SD? “Kami akan rapat lagi, sesuai dengan prosedur,” terang mantan Kepala Bagian Humas dan Protokol tersebut.
Hal yang sama diungkapkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Budi Krisyanto, menurutnya, satker terkait seperti Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP); Dispobpar; Satpol PP dan Dinas Pendidikan perlu investigasi/klarifikasi. “Bila perlu segera diikuti dengan tindakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” paparnya.
Hal tersebut bermula menyuguhkan live show beraroma pelajar Sekolah Dasar (SD) pada Sabtu 6/8 malam, Diskotik Heaven, Beejay Group, Kota Probolinggo menuai kecaman karena dinilai melecehkan dunia pendidikan.
Dalam live show itu, penyanyi dan personel band yang mengisi acara, menggunakan seragam pelajar SD dengan atasan putih, dan bawahan merah. Personel pria mengenakan celana pendek, sementara yang perempuan mengenakan rok pendek.
Secara terpisah Wakil Ketua DPRD Zulfikar Imawan, menyesalkan hal itu. “Saya sangat menyayangkan terkait kejadian di Beejay. Bilamana benar kejadian tersebut, hal itu merupakan preseden buruk bagi masyarakat,” kata pria yang juga Ketua DPD Nasdem itu.
Apa yg ditampilkan oleh pengelola Beejay, jelas mengabaikan aspek etika dan moralitas. “Itu bentuk pembelajaran yamg buruk bagi masyarakan. Hal itu juga bentuk kreativitas seni yang tidak mendidik,” ujarnya.
Live show beraroma pelajar SD di Diskotek Haven, Kota Probolinggo pada Sabtu 6/8, terjadi karena lemahnya pengawasan pemkot terhadap pelaksaan Perda 9/2015 tentang Perda Penataan, Pengawasan dan Pengendalian Usaha Tempat Hiburan. “Intinya cuma satu. Pengawasannya lemah, berikut perwalinya,” kata pria yang ikut membahas perda yang tersebut.
Karena itu, pihaknya meminta agar penegakan perda hiburan betul-betul diperhatikan oleh pemkot. Sebab sekali dibiarkan, kondisi serupa merembet ke ke tempat hiburan lain di Kota Probolinggo, tandasnya.
Hal yang sama diungkapkan Anggota DPR RI dari PKB, Abdul Malik Haramain, Pemerintah Kota Probolinggo harus bertindak tegas karena live show itu telah mencoreng dunia pendidikan,” ujar pria yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI tersebut, Kamis (11/8).
Yang diperlihatkan dalam live show tersebut sangat tidak pantas. “Tidak sepantasnya atribut seragam pelajar sekolah dasar digunakan dalam pertunjukan itu, apa tidak ada kostum lainnya,” tandasnya.
“Sangat melecehkan sekali itu. Tidak patutlah kalau seragam atau almamater sekolah dasar digunakan untuk pertunjukan yang sarat maksiat seperti itu,” tambahnya. [wap]

Tags: