Pemkot Probolinggo Segera Bangun Sell Sanitary Landfill 3)

Delegasi Helsinborg tinjau TPA Bestari.

(Delegasi Helsinborg Kaji Peluang Kerjasama)

Probolinggo, Bhirawa
Hari pertama kedatangan Wakil Direktur NSR (Perusahaan Pengelolaan Sampah Regional di Swedia) Berner Lunggren dan Global Bussines Development VERAPARK Jessica Magnusson , mengikuti paparan tentang pengelolaan sampah, permasalahan dan progresnya. Paparan disampaikan oleh Sunjoto, Kepala Bidang Penanggulangan dan Penanganan Sampah, di Aula Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo.
Sunjoto menyampaikan beberapa informasi tentang permasalahan sampah dan progress yang akan dilakukan oleh DLH. Menurutnya, volume sampah berdasarkan dari sumbernya, sampah perumahan/rumah tanggalah yang paling banyak. Dengan komposisi sampah sisa makanan mencapai 46,9 persen atau 13.124.160 kg /bulan. Cara menghitung sampah ini dengan ditimbang setiap kali akan memasuki TPA.
“Rencana kedepan, pada jangka pendeknya kami akan melakukan pembangunan sell sanitary landfill 3, kajian perluasan TPA dan kajian penutupan sell 1 yg sudah penuh. Sedangkan untuk jangka menengah, kami akan melalukan pembangunan perluasan TPA Bestari serta pengolohan sampah berteknologi (insenerator). Untuk jangka panjangnya, menjadi TPA Regional,” ungkap Sunjoto, Rabu 3/7.
Sell 1 dibangun 17 meter di atas permukaan tanah semenjak tahun 2005 sampai 2019, yang saat ini sudah overload. Penutupan Sell 1 ini akan dilakukan dengan cara pemadatan sampah dengan alat berat yang kemudian dilapisi tanah.
Menurut Jessica, di Swedia ada metode yang digunakan hntuk mendapatkan data yang akurat. Sehingga bisa menganilisis akar masalah penanganan sampah dengan pendataan yang akurat. Rencana tahap pelaksanaannya perlu belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Namun hal ini masih belum cukup, untuk serta merta mengambil sebuah keputusan kerjasama. Berner dan Jessica masih perlu mempelajari permasalahan-permasalahan yang lainnya. Siang itu, usai mengikuti paparan mereka melakukan kunjungan lapangan.
TPA Bestari menjadi tujuan pertama, di mana mereka melihat proses sampah masuk dengan penimbangan, setelah itu baru dipilah-pilah sesuai sumbernya. Mereka juga melihat Sell I dan 2 yang akan segera ditutup, serta melihat lahan rencana pembangunan Sell 3.
Usai tinjau lapangan, Berner dan Jessica bersiap untuk melakukan Skype dengan Paul Westin dan Mathias Gustavsson yang berada di Helsingborg, Swedia. Skype dilakukan di Command Center yang berada di Kantor Wali Kota Probolinggo.
Tumpukan volume sampah di Kota Probolinggo terus meningkat dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tercatat 65 ton setiap harinya.
“Kalau bulan sebelumnya sampah di Kota Probolinggo yang masuk TPA hanya 54 ton .Tetapi sekarang sudah ada peningkatan 10 sampai dengan 11 persen per harinya,” kata Kepala DLH Kota Probolinggo, Budi Krisyanto.
Ia mengaku, sampah yang ada di Kota Probolinggo berdasarkan perhitungan pihaknya tercatat 170 ton per hari. Namun yang masuk ke TPA hanya 30 persennya saja. “Peningkatan sampah didominasi sampah rumah tangga, rumah makan dan restoran,” jelasnya
Untuk mengantisipasi adanya penumpukan sampah di wilayah kota Probolinggo, Budi mengatakan, sudah mempersiapkan pengangkutan yang ada di sejumlah titik di beberapa Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan armada yang ada.”Termasuk juga mempersiapkan penjadwalan petugas tukang sapu di sejumlah jalan,” ungkapnya.
Dengan adanya sampah yang masuk ke TPA, pihaknya melakukan pengumpulan dan penguraian sampah dengan memilah antara sampah organik dengan sampah plastik.”Untuk sampah organik dikelola menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah plastik dilakukan proses penguraian sampah melalui mesin pencacah untuk menjadi bahan pokok produksi melalui pengelolaan bank sampah,” tambahnya.(Wap)

Tags: