Pemkot Probolinggo Siapkan Rumah Singgah di Tiga Kota

Rumah singgah untuk keluarga pasien rujukan kota Probolinggo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Pemkot Probolinggo tidak mau main-main untuk asalah kesehatan warganya, tak hanya perhatian pada pasien saja, kaluarga pasien juga dipelakukan sama.
Terbukti, Pemkot telah menyediakan rumah inap atau singgah untuk keluarga pasien rujuk di tiga tempat. Yakni, Kota Surabaya, Kota Malang dan Kabupaten Jember. Hal ini diungkapkan Wali Kota—Hadi Zainal Abidin, Rabu (11/3/2020).
Disebutkan, rumah singgah yang dikontraknya tersebut, tak hanya di Kota Surabaya, tetapi di Kota Malang dan Jember juga ada. Fungsinya, untuk persinggahan atau penginapan keluarga pasien. Lokasinya, tidak terlalu jauh dari RSUD dr Soetomo Surabaya, RSUD dr Syaiful Anwar dan RSUD dr Soebandi Jember.
Soal fasilitas, sama dengan rumah menengah keatas. Dilengkapi kulkas, AC, perabotan rumah tangga seperti kursi tamu, dipan tidur, kamar mandi dan televisi.
“Perabotan dapurnya lengkap. Keluarga pasien bisa menanak dan memasak sendiri,” ungkapnya. Bagi keluarga pasien yang sibuk dan malas, bisa membeli makanan di warung yang juga tidak jauh dari rumah singgah. Untuk rumah singgah di Surabaya, lokasinya di jalan Kedung Sroko II/10 atau di belakang Universitas dr Soetomo Fakultas kedokteran.
“Lokasinya, tinggal nyeberang jalan, sudah nyampai ke rumah sakit,” tandasnya. Wali Kota Hadi menyediakan rumah singgah untuk keluarga pasien terinspirasi saat menjenguk kenalan dan temannya yang dirujuk ke RSUD.
Kala itu keluarga pasien sambat soal mahalnya kos-kosan atau penginapan. Belum lagi dibebani biaya perawatan pasien. “Bagi keluarga pasien miskin, tentu biaya kos dan makan selama di Surabaya, memberatkan. Akhirnya ya, kami tangani,” katanya.
Jika tidak memiliki biaya kos, keluarga pasien terpaksa tidur di emperan atau ruang tunggu untuk pasien atau dimana saja di dalam rumah sakit. Terkadang, saat tidur pulas disuruh pindah oleh petugas.
“Kan kasian juga. Enak-enaknya tidur, dibangunin disuruh pindah. Selain terbebani biaya perawatan pasien, mereka juga terbebani biaya selama menunggu di rumah sakit. Kasian juga kan,” tuturnya.
Salah satu keluarga pasien, Samsul Arifin membenarkan, kalau Pemkot menyediakan rumah singgah di Surabaya. Bahkan, pria yang tinggal di Rusunawa Bestari di jalan Lingkar Utara tersebut, pernah bermalam di sana.
“Ya, benar. Saya pernah menginap 4 hari. Sepertinya kami akan singgah dan menginap di sana lagi saat operasi ketiga anak saya,” ujarnya.
Kala itu, ia mengantar dan menunggui anaknya yang sakit pelebaran pembulu darah pada bibir anaknya. Hanya saja, saat dirujuk pertama kali, Syamsul tidak bermalam di rumah singgah pemkot, alasannya belum tahu.
“Saya menginap saat operasi kedua anak saya. Insya Allah operasi yang ketiga, akan menginap di sana juga,” imbuhnya. Soal fasilitas, Syamsul mengaku, lebih dari cukup. Rumah berlantai dua tersebut memiliki 4 kamar tidur, ruang keluarga dan dapur. Lantai atas atau lantai dua, ada 3 kamar dan 1 kamar tidur di lantai dasar atau bawah.
“Peralatan dapurnya lengkap. Ada Kamar mandi, Ac dan kulkas. Pokoknya layak sekali rumahnya,” katanya. Syamsul berharap, pemkot menambah lagi rumah singgah seperti itu. Sebab, selama menunggui anaknya di RSUD, ia bertemu dan berkenalan dengan 15 keluarga pasien asal Kota Probolinggo. Mereka tidak memiliki kesempatan menginap di rumah singgah seperti dirinya.
“Kalau ada dana, ya ditambah rumahnya. Kasihan keluarga pasien miskin yang tidak memiliki kesempatan bermalam di rumah singgah,” harapnya.
Rumah singgah ini disiapkan bagi pasien serta keluarga yang dirujuk ke rumah sakit di tiga kota tersebut. Yakni, Kota Surabaya, Malang, dan Jember.
“Tahun ini, rencana ada rumah singgah di tiga kota. Rumah singgah ini disiapkan untuk tempat istirahat bagi keluarga yang mendampingi pasien yang dirujuk ke rumah sakit di luar kota,” ujar Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo, Rey Suwigtyo.
Rey Suwigtyo mengatakan, ada keluhan dari keluarga pasien yang dirujuk ke luar daerah terkait biaya menginap. Untuk meringankan beban mereka, pihaknya akan menyiapkan rumah singgah. “Rumah singgah ini akan ada di Kota Surabaya, Kota Malang, dan Jember,” jelasnya.
Menurutnya, keberadaan rumah singgah ini hanya status sewa. Proses anggaran akan dilakukan di Perubahan APBD 2019. “Dengan adanya rumah singgah ini diharapkan meringankan keluarga pasien. Tentunya yang bisa memakai dari warga Kota Probolinggo,” ungkapnya.
Mantan kepala Dinas Kominfo Pemkot Probolinggo, ini menilai keberadaan rumah singgah ini merupakan komitmen Wali Kota dan Wakil Wali Kota, berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Termasuk, menjangkau masyarakat yang harus mendapatkan perawatan di luar Kota Probolinggo, tambahnya. [wap]

Tags: