Pemkot Resmikan Lima Broadband Learning Center (BLC) Baru

Pemkot Surabaya, Bhirawa

Momen peresmian Broadband Learning Center (BLC) mampu menyatukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dengan Wakil Wali Kota (Wawali), Wisnu Sakti Buana yang sempat diisukan ada kerenggangan.
Wali Kota, Risma yang didampingi Wawali, Wisnu Sakti Buana, bersama Kepala Dinas Kominfo Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, serta Eksekutif General Manager Telkom Divisi Timur, Iskriyono meresmikan lima Broadband Learning Center (BLC) baru yang dipusatkan di Rumah Susun (Rusun) Grudo.
Lima BLC baru tersebut lokasinya ada di Kecamatan Wiyung, Wonorejo, Gunung Anyar, Rusun Grudo dan Rusun Tanah Merah II. Kehadiran lima BLC baru ini berarti menambah enam BLC yang sebelumnya ada.  
Menurut Wali Kota Risma, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan warga Kota Surabaya dalam menggunakan teknologi informasi (TI).
”Terima kasih kepada PT Telkom. Mudah-mudahan bantuannya tidak berhenti di sini,” ujar Risma seusai peresmian BLC di lima (5) lokasi dan penandatangani naskah perjanjian hibah daerah oleh PT Telkom di halaman Rusun Grudo, Kamis (13/2) kemarin.
Upaya menjadikan warga Kota Pahlawan agar melek teknologi dengan cara ekspress tersebut digagas oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Surabaya melalui program Broadband Learning Center (BLC).
Sejak digagas tahun lalu, BLC yang merupakan hasil kerja sama Pemkot Surabaya dengan PT Telkom Indonesia, sekarang sudah berdiri anggun di banyak kawasan di Surabaya.
Kehadiran BLC mampu menarik minat masyarakat mulai dari ibu-ibu rumah tangga, pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pengurus RT/RW hingga pelajar untuk belajar teknologi informasi (TI). Nah, pada Februari 2014 ini, jumlah BLC di Surabaya kembali bertambah.
Ditegaskan Risma, tantangan warga Surabaya ke depan tidak akan mudah seiring akan diberlakukannya era ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 mendatang. Karena itu, Wali Kota meminta agar warga Surabaya tidak gagap teknologi (gaptek).
Karena itu, Wali Kota Risma berharap akan ada lebih banyak lagi BLC di Kota Pahlawan. “Kita butuh BLC lebih banyak lagi agar warga Surabaya siap berkompetisi dengan negara-negara ASEAN. Pokoknya jangan sampai tertinggal,” sambung Wali Kota.
Wali Kota juga berbincang dengan beberapa warga di BLC Rusun Grudon yang tengah asyik mempromosikan produk UKM mereka melalui pemasaran via online. Seperti Sutjiati, warga Pandegiling yang memasarkan tas dan kerajinan dari monte.
Seusai peresmian BLC, Wali Kota Risma bersama Wawali terlihat akrab dan guyub. Mereka berdua melakukan teleconference dengan beberapa BLC di lokasi lainnya seperti dengan warga di BLC Wiyung, BLC Gunung Anyar, BLC Wonorejo.
Sebelumnya sejak akhir Januari 2014 lalu Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tidak sendiri lagi. Kini Wali Kota memiliki seorang Wakil Wali Kota (Wawali), Whisnu Sakti Buana.
Sejak pertama kalinya mengadakan pertemuan dengan Whisnu, kini Risma mulai membagi tugas-tugasnya untuk menata kota Surabaya. Dengan pertemuan dua orang penting di Surabaya ini menandakan suhu politik di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang sempat memanas akhirnya adem.
”Ada beberapa koordinasi. Yang aku tangani rata-rata keluhan masyarakat dan mensinergikan perencanaan kerja dinas-dinas,” kata Risma. Risma menyebut, pekerjaannya kali ini cukup berbeda. Satu contoh, kini Risma telah memberikan semua wewenang ke dinas-dinas Pemkot Surabaya.
Risma mengakui dalam seminggu ini sudah memberikan beberapa kewenangan kepada Wawali. Menurutnya beberapa kewenangan yang bersifat teknis sudah dilimpahkan langsung ke dinas terkait.
”Aku sudah nggak ngurusi izin. Sehingga yang aku kerjakan itu yang angel-angel (susah),” katanya. Risma mencontohkan seperti mensinergikan kinerja antar dinas.
Risma mencontohkan seperti penempatan sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan keberadaan taman. Juga mensinergikan perencanaan pembangunan jalan-jalan protokol. ”Bukan untuk memperlancar lalu lintas, tetapi juga mendevelop kawasan-kawasan itu,” lanjut alumni ITS ini.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini juga lebih banyak mendelegasikan tugas-tugas dan pekerjaanya yang cukup menyibukkan. ”Seperti soal banjir yang harus diatasi dengan cepat, nanti airnya mau ditarik ke mana,” katanya.
Risma juga mendelegasikan beberapa kewenangannya ke Wawali namun masih yang bersifat ringan-ringan saja. ”Saya masih ngajari staf masih ada yang belum bisa kok, berapa tahun aku ngajari. Surabaya ini pembangunan fisiknya masih banyak sekali. Kalau daerah lain pembangunan banyak yang dikonsultankan. Namun kita tidak ada seperti itu dan saya sendiri yang memikirkan hal tersebut,” tambahnya. [dre]