Pemkot Sebut Tak Ada Makam Fiktif di Asemjajar

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya Tri rismaharini menyatakan tak ada makam fiktif di kawasan Asem jajar. Pernyataan tersebut, menanggapi munculnya dugaan makam fiktif yang dilaporkan oleh warga ke DPRD Surabaya.
Risma mengatakan, munculnya dugaan makam fiktif tersebut kemungkinan bermula dari beberapa space kosong yang sengaja di kavling oleh pemerintah kota untuk mencegah penggunaan lahan untuk tempat tinggal warga pendatang.
Menurut Risma, lahan bekas rumah liar yang ditertibkan sengaja diamankan dengan membuat kavling-kavling. Pengosongan sejumlah hunian disekitar makam, tak hanya dilakukan di wilayah Asemjajar.
”Sebelumnya di situ banyak rumah, kemudian kita tertibkan,” terangnya ketika ditemui di kediamannya Jumat (3/2/2017). Pasca penertiban hunian liar di sekitar TPU Asemjajar, sekitar 30 kepala keluarga yang terkena gusur, dipindahkan ke rumah susun.
Di beberapa daerah lain yang lahan makamnya digunakan tempat tinggal juga ditertibkan, diantaranya di TPU Ngagel, yang sebelumnya dipakai untuk tempat tinggal petugas makam.
”Di Ngagel malah rumah petugas yang kita bersihkan,” katanya. Wali Kota juga mengatakan, penertiban rumah liar di TPU dilakukan, karena biaya yang dibutuhkan untuk membebaskan lahan makam sangat besar.
Di sekitar TPU keputih, per meter membutuhkan anggran sekitar Rp4 juta. Namun demikian, Risma menegaskan, dirinya akan mengecheck dilapangan, apakah dugaan jual beli makam tersebut benar.
Seperti diketahui Komisi D DPRD Surabaya menelisik dugaan jual beli lahan makam di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Pahlawan. Pnelisikan dilakukan setelah komisi bidang kesejahteraan rakyat ini menerima pengaduan dari warga, soal adanya dugaan praktik bermotif mengeruk keuntungan pribadi dari jual beli laham makam.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi mengatakan, sesuai laporan warga, ada oknum penjaga makam sengaja melayani warga yang ingin memesan lahan makam dengan luasan tertentu agar tidak ditempati orang atau jenazah lain. [dre]

Tags: