Pemkot Surabaya Disinyalir Paksakan Kehendak dalam UNBK

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman saat melakukan monitoring UNBK di SMAN 1 Gresik, Selasa (5/4). [adit hananta utama]

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman saat melakukan monitoring UNBK di SMAN 1 Gresik, Selasa (5/4). [adit hananta utama]

Korsleting Listrik Warnai Pelaksanaan Hari Kedua
DPRD Jatim, Bhirawa
Masih amburadulnya pelaksanaan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) di tingkat SMA/SMK di Surabaya yang digelar serentak, Senin (4/4) disinyalir karena ada upaya Pemkot Surabaya yang memaksakan kehendak  ke sekolah. Sesuai penelusuran di lapangan ada sejumlah SMK swasta yang sebenarnya belum siap, namun ditekan untuk tetap ikut UNBK.
Salah satu Kepala Sekolah di SMK swasta yang menolak namanya disebutkan mengatakan masih adanya sekolah yang bermasalah terhadap server saat pelaksanaan UNBK, dikarenakan sekolah tersebut belum siap namun dipaksa oleh Pemkot Surabaya agar menjadi kota pertama di Indonesia yang siap melaksanakan UNBK. SMK yang dipaksa tersebut di antaranya SMK IPIEMS dan SMK Prapanca.
“Memang banyak mereka yang curhat dan mengeluh atas pemaksaan kehendak ini. Tapi bagaimana lagi, kami takut kalau mengurus apa-apa di Dinas Pendidikan Kota Surabaya dipersulit. Makanya, kami pun pasrah. Tapi ya itu hasil UNBK tidaklah maksimal, karena alat yang kami sediakan apa adanya,”tegasnya kepada wartawan, Selasa (5/4).
Melihat kondisi tersebut Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Da’im langsung naik pitam. Menurutnya seharusnya Pemkot Surabaya tidak memaksakan kehendaknya demi meraih sebuah penghargaan yang nyatanya semu. Karena dengan kejadian yang menimpa beberapa sekolah SMA/SMK di Kota Surabaya justru sangat merugikan siswa, khususnya psikis mereka.  Yang menarik justru Pemkot Surabaya menekan sekolah yang saat pelaksanaan UNBK mengalami trouble di server untuk laporan di sebuh radio swasta mengatakan tidak ada masalah.
“Bagaimana sebuah sekolah yang seharusnya mendidik siswa agar memiliki karakter dan tidak berbohong, justru yang dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah justru berbohong di masyarakat. Jujur ini tidak bisa dibiarkan  karena akan merugikan masyarakat khususnya para siswa yang melaksanakan UNBK. Akankah karena ingin mendapatkan sebuah penghargaan seluruh elemen sekolah ditekan agar berbicara bohong di masyarakat,”tagas politisi asal PAN ini dengan nada intonasi tinggi, Selasa (5/4).
Untung, tambahnya pihaknya bersama sejumlah anggota Komisi E melakukan sidak UNBK di beberapa sekolah. Sehingga Suli tahu apa yang terjadi dengan pelaksanaan UNBK. Bahkan saat di SMK Dr Soetomo dia juga mengetahui secara detil, bagaimana server itu ngadat dan  kondisi psikis 26 siswa yang terpaksa ikut ujian gelombang IV. Apalagi kelas yang ditempati untuk UNBK tidak memenuhi syarat sebagai kelas sehat.
Hal senada juga diungkapkan anggota Komisi E Lainnya, Yayuk Padmi Rahayu. Menurutnya, dilihat dari beberapa temuan diketahui jika Pemkot Surabaya belum siap melaksanakan UNBK. Pasalnya, banyak diketahui beberapa sekolah swasta yang belum siap, baik soal server hingga genset. Ke depannya, hal ini akan menjadi catatan bagi Komisi E untuk segera dilakukan pembahasan dan rekomendasi. Apalagi diketahui banyak sekolah mendapat tekanan agar melakukan UNBK.
“Memang kebijakan tersebut sangat baik. Tapi dengan catatan seharusnya kondisi di lapangan juga dicek kesiapannya. Jangan grusah-grusuh yang imbasnya merugikan siswa. Coba saat di SMK Dr Soetomo bermasalah dengan servernya, justru tidak ada pejabat dari Pemkot Surabaya misalnya dari Kadis Pendidikan melihatnya. Mereka malah sibuk ikut sidak dengan Mendikbud yang justru disuguhi dengan sejumlah sekolah yang notabene sarana dan prasarananya memadai,”papar politikus asal Partai Gerindra ini.

Lebih Terkendali
Pelaksanaan UNBK hari kedua Selasa kemarin berlangsung lebih terkendali. Sayang, peristiwa korsleting sempat mewarnai pada pelaksanaan UNBK di Surabaya. Bersyukur, persoalan dapat diatasi sekolah tanpa menunggu tim dari Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya.
Peristiwa itu terjadi di SMKN 5 Surabaya. Sekolah yang berada di Jalan Prof Dr Moestopo ini mengalami korsleting listrik sebelum ujian sesi pertama dimulai. Sekering listrik sekolah itu terbakar. Imbasnya listrik padam di beberapa ruangan. Sekolah pun sempat mengaktifkan genset untuk menyalakan listrik sambil memperbaiki sekering yang rusak. “Laporan ini kita terima dari Posko UNBK. Tapi hanya sebentar saja dan segera tuntas diperbaiki sebelum ujian berlangsung,” kata Kepala Dindik Surabaya Ikhsan.
Ikhsan mengatakan, sekolah itu memiliki jurusan kelistrikan. Sekering yang rusak kemudian diperbaiki sendiri oleh siswa. “Setelah itu semua kembali normal,” ujarnya. Dia melanjutkan, proktor sekolah sempat melapor ke Dindik Surabaya mengenai masalah itu. Tiga menit setelah laporan itu masuk, semuanya dapat teratasi dan listrik kembali normal tanpa menggunakan genset.
Masalah korsleting listrik juga dialami MA Amanatul Ummah. Sempat muncul percikan api pada salah satu server yang menyebabkan komputer tidak bisa digunakan. Server kemudian sempat diganti, namun komputer tetap dinyalakan. Akhirnya diketahui yang rusak hanya power supply. Setelah power supply diganti dan semua dapat berfungsi kembali.
“Di MA Amanatul Ummah juga terjadi sebelum sesi pertama berjalan. Masalah yang menonjol hanya di dua sekolah itu. Lainnya landai-landai saja,” ungkap Ikhsan. Mantan Kepala Bapemas dan KB Surabaya ini mengungkapkan, masalah yang muncul di hari kedua kemarin tidak sebanyak hari pertama. Teknisi sekolah sudah tidak canggung lagi menghadapi masalah di lapangan. “Baru yang tidak dapat teratasi biasanya baru lapor ke Posko UNBK,” tuturnya.
Ikhsan mengungkapkan, setelah sesi ketiga UNBK hari kedua berakhir, teknisi akan mulai mencoba headset yang dibawa siswa untuk ujian bahasa Inggris. Terutama bagi siswa SMK yang, Rabu (6/5) hari ini akan mengikuti ujian mata pelajaran bahasa Inggris. “Semua headset akan dicoba satu per satu di komputer supaya besok (hari ini,red) bisa digunakan untuk listening,” jelasnya.
Headset yang tidak support dengan komputer bakal tak terpakai. Sementara yang cocok ditancapkan terus sampai ujian berakhir. “Teknisi sudah kami minta mencoba semua headset yang dibawa siswa. Jadi, ketika ujian berlangsung tidak ada lagi masalah,” jelas Alumni Universitas Airlangga (Unair) ini.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti dan Sugito menyempatkan diri untuk mendatangi posko UNBK kemarin. Keduanya ingin mengetahui Standar Operasi Prosedur (SOP) saat sekolah menemui kendala dalam pelaksanaan UNBK. “Hari kedua relatif lancar,” kata Reni.
Sebelum ke Posko UNBK, Reni mengaku sempat mendatangi SMA Suryo Nugroho di Jalan Bendul Merisi 156. “Jumlah siswa sekolah itu 26. Ujian hanya terbagi dalam dua sesi. Masing-masing sesi 13 siswa. Semuanya lancar,” jelasnya.
Reni sempat bertanya mekanisme penanganan masalah dalam UNBK. Sebab, menurut beberapa laporan yang diterima, penjaga Posko UNBK sulit untuk dihubungi. Bahkan beberapa pejabat Dindik juga sulit dikontak. Reni juga sempat menanyakan ketersediaan server cadangan di tiap sekolah yang hanya satu. Menurut dia, jika ada dua server rusak, maka ujian siswa dapat terganggu. Sugito sempat menanyakan hal yang sama. “Saya ibaratkan ban serep mobil. Ketika ada satu dari empat ban itu kempis, maka menggunakan ban serep yang hanya satu. Tapi kalau ban serep itu juga gembos, kan perlu diantisipasi,” kata Sugito.
Ikhsan mengatakan, masalah yang muncul di UNBK dapat diketahui melalui media sosial bernama telegram. Media ini berisikan teknisi dan proktor se-Surabaya. Bila ada laporan masuk, semuanya langsung diatasi. “Bahkan kami juga dikawal dua orang teknisi dari pusat. Kalau tidak laporan, bagaimana kami menanganinya,” ujar Ikhsan.
Ikhsan menjelaskan, aturan menyediakan satu server cadangan berasal dari pusat. Selama UNBK berlangsung, persoalan server utama yang rusak dapat diganti dengan server cadangan. “Jadi mudah-mudahan yang rusak tidak lebih dari satu,” jelasnya. Kalaupun ada dua server yang rusak, prosedurnya siswa ditanyai mau menunggu server diperbaiki atau mengikuti UNBK sesi keempat. “Tawaran membuka sesi keempat baru ditanyakan ke siswa ketika dalam 30 menit server tidak bisa diperbaiki. Mudah-mudahan hal itu tidak sampai terjadi,” tandasnya. [cty,tam]

Tags: