Pemkot Surabaya Ekspose Adipura

M Taswin

M Taswin

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya melakukan ekspose dan pembinaan Adipura 2013-2014 di jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan lembaga ketahanan masyarakat kota (LKMK) se-Kota Surabaya, Selasa(8/4).
Menurut Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, M. Taswin, ia menyambut baik dengan diselenggarakannya acara ini. Menurutnya, program Adipura mendorong pemerintah dalam menerapkan good government.
Ia menambahkan, Adipura dapat meningkatkan motivasi para birokrat, stakeholder, LSM untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan lingkungan.
Sedangkan Kepala Badan Lingkungan Hidup, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, jika sebelumnya penilaian Adipura dinilai dari tingkat kebersihan pasar, sekolah, terminal dan lain-lain. Mekanisme penilaian tahun ini mengalami perubahan.
Tahun ini penilaian tidak hanya pada titik pantau melainkan Surabaya secara keseluruhan. Ia mengharap seluruh stakeholder bekerjasama menjaga lingkungan.
”Tahun lalu dalam ekspose Adipura, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menginginkan kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan sungai perlu ditingkatkan,” katanya.dre
Mengingat, di sejumlah titik masih sering dijumpai sampah/limbah rumah tangga yang mencemari sungai maupun saluran. ”Sungai bukan tempat sampah. Sungai juga bukan sarana untuk MCK (mandi, cuci, kakus). Hal tersebut nampaknya perlu ditekankan kepada segenap masyarakat. Kendati sungai-sungai di Surabaya sudah cukup bersih, namun masih ada saja orang-orang tak bertanggung jawab yang seenaknya mengotori sungai,” kata Wali Kota.
Pemerintah Kota Surabaya sudah berupaya membersihkan sungai secara berkala. Tapi, kalau langkah tersebut tidak dibarengi dengan komitmen kuat masyarakat, maka hal itu akan sia-sia. Risma menuturkan, suatu saat dia bersama para petugas kebersihan pernah membersihkan sungai. Hasilnya, sampah yang mencemari sungai didominasi limbah rumah tangga seperti plastik, popok bayi, botol minuman, hingga pembalut wanita.
Tentu saja melihat banyaknya sampah itu membuat Wali Kota merasa miris. Ini menandakan perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya peduli terhadap kelestarian lingkungan. Padahal, Risma menyatakan, kebersihan sangat erat kaitannya dengan kesehatan.
”Kalau lingkungannya kotor itu bisa menyebabkan banyak penyakit,” terangnya. Pernyataan Wali Kota bukannya tak berdasar. Sebab, berdasar data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, angka penyakit demam berdarah, diare dan muntaber cenderung meningkat utamanya saat memasuki musim penghujan. Nah, ketika hujan datang dan airnya tidak bisa mengalir dengan sempurna, menyebabkan luberan air di sungai maupun saluran. Air bercampur sampah dalam waktu yang lama dapat memicu timbulnya penyakit.
Beberapa pemateri memberikan materi terkait lingkungan. Antara lain Johan Silas, Dewan Pertimbangan Adipura, Agus Syaifudin, Kabid Pembatasan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup, Catrin, Kabid Pengembangan Program, Kementerian lingkungan hidup. [dre]

Rate this article!
Tags: