Pemkot Surabaya Fokus Kirim Bantuan ke Lombok Timur dan Barat


Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Eddy Christijanto saat menggelar jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Selasa (14/8). [andre/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Usai kedatangan tim pertama menyalurkan bantuan kepada korban gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), selanjutnya Pemkot Surabaya pun melakukan evaluasi mengenai rencana bantuan yang akan kembali dikirim ke sana.
Dari hasil tinjauan tim pertama di lapangan, bentuk bantuan yang paling mendesak yakni berupa kebutuhan sehari-hari. Seperti makanan, penjernih air, terpal, dan selimut. Bahkan, dari hasil evaluasi di lapangan, Pemkot Surabaya juga akan mengirimkan bantuan ke Lombok Barat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan dari hasil evaluasi, selanjutnya Pemkot Surabaya akan konsentrasi untuk menyalurkan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari. Sejak Kamis (9/8), Pemkot Surabaya telah mengirimkan sebanyak 709 pack bantuan.
“Bantuan tersebut, selain dikirim menggunakan moda transportasi udara, sebagian dibawa bersama tim yang berangkat pertama, terdiri dari 18 orang,” kata Eddy saat menggelar jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Selasa (14/8).
Bantuan yang telah dikirim itu, lanjut Eddy, terkirim dalam empat tahap. Yakni pada tanggal, 9, 10, 11, dan 13 Agustus 2018. Hingga saat ini, total bantuan berupa barang yang telah dikirim oleh Pemkot Surabaya sebanyak 709 koli.
Di antaranya yakni, penjernih air sebanyak 105 pack, mi goreng 34 pack, kain kafan 4 pack, selimut 23 pack, beras 86 pack, obat-obatan 26 pack, pakaian 114 pack, susu 24 pack, paralon plus pompa air 13 pack, genset 14 pack, terpal 14 pack, tenda plus tali 12 pack dan sebagainya.
“Tim pengganti kedua, ada 18 orang juga sudah berangkat Minggu lalu ke Mataram, menggantikan tim gelombang pertama. Kita jadwalkan mereka di sana sekitar enam hari. Kita masih lihat kalau masih dibutuhkan akan dikirim tim ke tiga,” ujarnya.
Disampaikan Eddy, hari ini (Selasa, red) Pemkot Surabaya kembali mengirim bantuan seperti 30 penjernih air, enam pompa air, dan 14 genset. Bahkan, pemkot telah menyiapkan bantuan berupa tandon lipat dengan kapasitas 800 liter sebanyak 17 buah dan 1.000 liter 15 buah, untuk rencana kembali dikirim ke Lombok.
Menurut Eddy, kebutuhan air bersih saat ini menjadi salah satu prioritas utama yang paling mendesak di sana. Tim pertama yang tiba di Lombok pun sempat menunjukkan kepada para pengungsi, bagaimana menggunakan penjernih air yang langsung bisa dikonsumsi tanpa ada efek samping.
“Masyarakat di sana sangat kesulitan air. Benar sekali ketika Bu Risma memberikan instruksi untuk mengirim bantuan berupa penjernih dan pompa air. Sehingga diharapkan, dengan adanya air yang ada di sungai, bisa dialirkan untuk menyuplai kebutuhan sehari-hari para pengungsi di sana,” tuturnya.
Hingga saat ini, bantuan dari masyarakat Kota Surabaya terus berdatangan ke posko korban gempa di Taman Surya. Kendati demikian, ia berharap masyarakat yang ingin memberikan bantuan, bisa lebih mengutamakan bantuan dalam kebutuhan sehari-hari.
Terkait banyaknya elemen masyarakat Surabaya yang melakukan aksi penggalangan dana untuk korban gempa, ia mengimbau agar pengumpulan dana tersebut sebelumnya bisa melakukan izin terlebih dahulu ke BPB Linmas Surabaya. Alasannya, dengan adanya Perda No 14 Tahun 2015 diharapkan bantuan yang disalurkan bisa termonitor oleh Pemkot Surabaya.
“Sehingga warga yang akan bantu itu punya kepastian dan puas. Yang belum mengajukan izin kita tertibkan. Kita tidak menghambat, tapi ajukan izinlah supaya bisa terkontrol oleh kami. Karena warga yang antusias membantu cukup banyak,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Administrasi Pemerintah dan Otoda Pemkot Surabaya ini.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kota Surabaya Imam Siswandi pun berbagi pengalaman usai tim pertama yang dipimpinnya tiba di Lombok.
Melihat kondisi yang memprihatinkan, ia bersama tim merasakan langsung bagaimana kondisi masyarakat di sana. Bahkan, ia bersama tim juga sempat merasakan getaran gempa ketika tinggal di sana.
“Memang kami lihat keadaannya cukup parah. Kami lihat 95% bangunan di Lombok Utara itu hancur, termasuk kantor bupati dan kantor camat juga rata dengan tanah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M Fikser menuturkan bahwa Pemkot Surabaya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh elemen, maupun masyarakat Surabaya yang ikhlas dan sukarela menyalurkan bantuan melalui pemerintah kota kepada korban gempa di Lombok.
Ia menyampaikan bahwa hingga saat ini, pihaknya masih terus membuka posko korban peduli gempa, sehingga diharapkan masyarakat Surabaya yang akan menyalurkan bantuan bisa melalui posko yang telah tersedia.
“Kami atas nama Pemkot Surabaya mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat Surabaya untuk menyalurkan bantuan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah gempa di Lombok,” tutupnya. [dre]

Tags: