Pemkot Surabaya Gandeng 14 Perguruan Tinggi Bentuk Program CSR

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam acara Gathering Campus Social Responsibility di Universitas Surabaya (Ubaya) Jalan Raya Kali Rungkut, Minggu (28/4). [andre/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya melalui Dinas Sosial (Dinsos) menjalin kerjasama dengan 14 Perguruan Tinggi di Surabaya. Kerjasama itu, dalam bentuk program Campus Social Responsibility (CSR), yakni pendampingan untuk anak putus sekolah dan rawan putus sekolah.
Program yang digagas sejak 2014 itu, misi utamanya adalah mendampingi dan membantu anak usia sekolah lewat pendampingan mahasiswa.
CSR merupakan alternatif yang tepat untuk memitigasi potensi anak putus sekolah tersebut. Mahasiswa dinilai mampu mengatasi problem adik asuh melalui pendekatan persuasif. Juga, menghubungkan dengan berbagai akses pembiayaan.
Melalui program tersebut, diharapkan mahasiswa sebagai pendamping mampu mentransfer perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik kepada adik asuhnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan permasalahan pendidikan tak lepas dari berbagai faktor. Selain faktor masalah ekonomi keluarga, kemauan anak-anak untuk menempuh pendidikan, juga menjadi salah satunya.
Karena itu, melalui program CSR itu, pihaknya ingin menyelamatkan masa depan generasi muda, serta memutus mata rantai permasalahan sosial sejak dini, melalui mahasiswa yang berperan sebagai pendamping dan kakak.
“Dengan pendidikan yang baik, kita bisa mengangkat derajat kita, bukan hanya diri pribadi, tapi juga bangsa dan negara kita,” kata Wali Kota Risma dalam acara Gathering Campus Social Responsibility di Universitas Surabaya (Ubaya) Jalan Raya Kali Rungkut, Minggu (28/4).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma memberikan motivasi penguatan kepada 350 adik-adik yang menjadi anak asuh program CSR tersebut, agar terus bersemangat menempuh pendidikan.
Di hadapan 350 kakak-kakak pendamping yang merupakan mahasiswa dari 14 perguruan tinggi di Surabaya itu, wali kota peraih penghargaan Scroll of Honour Award dari UN Habitat ini juga berpesan, apabila mereka mengetahui adanya anak rentan putus sekolah, agar bisa disampaikan ke pemerintah.
Sebab menurutnya, informasi yang mereka sampaikan, secara tidak langsung membantu pemerintah dalam upaya menyelamatkan generasi bangsa.
Sementara itu Rektor dan Dekan Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya) Benny Lianto menyampaikan pada prinsipnya pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh program CSR yang digagas oleh Pemkot Surabaya.
Menurutnya, kolaborasi antara mahasiswa, Pemkot Surabaya dan para stakeholder melalui program pemberdayaan masyarakat dinilai mampu menjadi alternatif untuk menekan angka anak rawan putus sekolah hingga anak putus sekolah di Surabaya.
“Ini sebuah kegiatan yang sangat baik dan sangat mulia. Kalau kita masih diberi kesempatan untuk peduli dan kita masih diberi kesempatan untuk membantu satu dengan lainnya, tentunya itu hal yang luar biasa,” kata Benny dalam sambutannya.
Ia menyebut salah satu wujud nyata dari program CSR adalah bentuk kepedulian, dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya memastikan akan terus mendukung dan bersinergi bersama Pemkot Surabaya untuk menyelamatkan generasi bangsa melalui program CSR. [dre]

Tags: