Pemkot Surabaya Kenalkan Pendidikan Anti Korupsi ke SMP

Pendidikan-Anti-Korupsi-di-terapkan-ke-Anak-SMP.j

Pendidikan-Anti-Korupsi-di-terapkan-ke-Anak-SMP..

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Untuk memperkenalkan pendidikan anti korupsi, perlu ditanamkan sejak dini. Karena itu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Selasa (1/11/2016) kemarin di Graha Sawunggaling memberikan pendidikan anti korupsi pelajar SMP se-kota Surabaya.
Acara tersebut bekerja sama dengan agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Pemkot Surabaya juga mengenalkan alat bantu pendidikan anti korupsi yang bernama Majo Yunior.
Salah satu perwakilan KPK yang juga hadir, Budi Santoso mengungkapkan, pemberantasan korupsi perlu peran dari banyak pihak yang bersinergi untuk terus memberantas praktik korupsi di masyarakat.
”Kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara rutin agar kedepan dapat tumbuh kader anti korupsi di daerah-daerah yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Budi dengan ditunjukknya perempuan sebagai agen anti korupsi karena perannya sebagai ibu yang memberikan pendidikan kepada anak dan keluarga.
Di Surabaya sendiri, selama 2 tahun lebih SPAK telah melakukan sosialisasi dan mendistribusikan permainan pendidikan antikorupsi di PAUD, SD dan sekarang SMP.
”Harapannya melalui permainan ini anak-anak dapat belajar nilai anti korupsi dengan lebih menyenangkan,” katanya.
Sementara itu Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson yang juga hadir mengatakan, bahwa kerjasama Australia dengan Indonesia sudah terjalin lama di berbagai bidang salah satunya adalah tentang pendidikan anti korupsi.
Dengan kerja sama tersebut kedua negara dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi kedua negara secara bersama-sama.
”Korupsi merupakan salah satu hal yang isu utama kedua negara. Diharapkan dengan melalui permainan ini dapat menjadikan para pelajar tahu nilai anti korupsi dan dapat menularkan kepada teman dan keluarganya,” kata Paul.
Tentang alat bantu pendidikan anti korupsi ini disambut baik oleh para pendidik. Salah satunya adalah Susiati. Guru bimbingan konseling SMPN 2 Surabaya ini menyatakan bahwa alat bantu tersebut mempermudahnya dalam menyampaikan apa itu korupsi dan bagaimana mencegahnya.
Hal senada diungkapkan oleh Anggarani Pramesti Syahidna Anindi. Ketua Osis SMPN 2 ini mangatakan bahwa dengan permainan tersebut ia dapat lebih mudah mengenal macam-macam prilaku korupsi. [dre]

Tags: