Pemkot Surabaya Nekad Bangun Trem Gandeng ITS

tremPemkot Surabaya, Bhirawa
Meski mendapatkan kritikan tajam bahkan penolakan dari legislative, namun pemkot Surabaya masih meneruskan rencana pembangunan jalur Ttrem sebagai mass rapid transportation(MRT).
Dalam waktu dekat Pemkot dan PT. KAI yang dibantu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan menelusuri jalur trem dengan menggambarkan prasarana (trase) yang lama.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji, rencana pembangunan trem di Surabaya ini sudah dilakukan jauh-jauh hari oleh Pemkot dengan diawali penelusuran trase lama terlebih dahulu.
”Trase trem lama yang melewati tengah kota, mulai dari Terminal Joyoboyo, Jl. Raya Darmo, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Embong Malang, Jl. Tidar, dan seterusnya, ini yang dikaji,” kata Agus Imam Sonhaji Rabu (15/10).
Saat ini, lanjut Agus, Pemkot juga melakukan survei jalur trem lama milik PT. KAI, karena pihaknya masih menunggu janji pemerintah pusat untuk membiayai trem dan monorel secara bersamaan, sehingga Pemkot menyambut baik wacana tersebut.
”Tapi, karena dana yang dikucurkan tidak banyak dan hanya Rp124 miliar, Pemkot beralih mencari alternatif wacana penggunaan jalur trem lama,” kata mantan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) ini.
Menurut Agus, beberapa hari ke depan pihaknya dengan PT KAI turun ke lapangan untuk memastikan trase yang akan dilalui trem. Bahkan, mulai hari Selasa mulai menggali rel milik PT KAI yang tertimbun tanah.
”Kita belum tahu gerbongnya berapa, selama ini kita fokus cari koordinat rel. Di sepanjang Darmo itu ada rel cuma tertanam. Kita akan gali lagi untuk diaktifkan. Ini rel listrik, jadi di suatu tempat ada chas untuk mengecas baterai. Jadi ini ramah linkungan. Ini produknya ambil dari luar negeri,” ungkapnya.
Sonhaji panggilan akrab pejabat Pemkot ini juga mengatakan selain membahas trase lama dengan trase baru, mengenai harga tiket berdasarkan studi yang dibantu oleh Perguruaan Tinggi di Surabaya seperti Unair, harganya berkisar antara Rp2.000 hingga Rp10.000.
”Harga seperti itu masyarakat sudah menerima, tapi nanti juga akan dikaji ulang bersama Unair dan pakar lain,” tambahnya.
Agus Imam Sonhaji juga menjelaskan pihaknya juga sudah mempersiapkan MoU dengan PT. KAI dan menunggu masukan dari banyak pihak terkait pembangunan trem.
”Semua sudah kami persiapkan termasuk AMDAL dan kita akan mulai mensosialisasikan ke masyarakat yang dilewati jalur trem, setelah itu baru bisa dikerjakan,” katanya. [dre]

Tags: