Pemkot Surabaya Sediakan Ruang Layanan Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus

Wali Kota Tri Rismaharini meninjau ruangan usai meresmikan Ruang Layanan Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Gedung Siola lantai 2, Rabu (2/5).[trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Sebagai wujud kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, Pemkot Surabaya menyediakan wadah sekaligus meresmikan Ruang Layanan Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang dilakukan secara langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Gedung Siola lantai 2, Rabu (2/5).
Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, maksud dan tujuan menyediakan fasilitas pelayanan anak berkebutuhan khusus untuk membangun pemerataan layanan tanpa diskriminasi, memberikan ruang penanganan bagi ABK dengan kesulitan belajar umum maupun khusus melalui pemberdayaan orangtua serta mengembangkan wadah edukasi bagi orangtua, guru, guru pandamping kelas untuk pengasuh dan pendidikan efektif.
“Seburuk apapun kondisinya, mereka tetap ciptaan Tuhan dan itu sama posisinya di mata Tuhan. Tidak ada lagi anak berkebutuhan khusus disembunyikan orangtuanya. Kita semua sama,” tegas Risma di sela-sela sambutannya.
Di balik kekurangan ABK, Risma mengingatkan kepada orangtua bahwa Tuhan menyelipkan talenta yang tidak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya.
”Seperti Albert Einsten yang dinilai gurunya tidak bisa dan mengerti dengan yang diajarkan. Tapi akhirnya, jasanya mempengaruhi dunia hingga saat ini,” ujarnya.
Agar para orangtua tidak berkecil hati dengan kondisi anaknya dan percaya bahwa Tuhan adil, Risma menjelaskan bahwa ke depan, anak-anak berkebutuhan khusus akan dibutuhkan di dunia pekerjaan. Alasannya, mereka dinilai fokus saat menyelesaikan pekerjaan, seperti halnya pembuatan chip mobil mewah.
Dia berharap kepada seluruh industri kesehatan utamanya yang menangani ABK, agar memberikan pelayanan yang terbaik dan mengetahui cara menangani pola dan perilaku ABK.
Ke depan, dia berencana membuat ruang khusus bagi psikolog dan terapis untuk membahas permasalahan anak lalu menganalisis permasalahan yang dialami ABK. Tujuannya, agar mampu menemukan langkah tepat ketika menangani persoalan yang dialami setiap ABK. “Pemikiran orang banyak akan sangat baik ketimbang satu pikiran saja,” jelas Mantan Kepala Dinas Bappeko itu.
Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Antiek Sugiharti menyampaikan ruangan ini tidak hanya diperuntukkan untuk ABK saja, melainkan melatih para orangtua agar dapat menangani putera-puterinya secara mandiri.
”Orangtua akan dilatih bagaimana cara memberikan terapi yang sesuai untuk perkembangan buah hatinya dengan dibantu psikolog dan terapis,” urai Antiek.
Sementara itu, Wiji Lestari selaku Tim Psikolog Pusat Pembelajaran Anak (PUSPAGA) menambahkan, saat ini ada 10 orang psikolog dan 10 orang konselor yang siap membantu para orangtua dalam menangani dan mendampingi permasalahan ABK.
Pemkot Surabaya sendiri telah menyediakan ruangan gratis tanpa dipungut biaya serta fasilitas lengkap seperti terapis dan psikolog dan beberapa ruangan untuk melatih dan menangani ABK seperti, ruang konseling untuk orangtua, ruang terapi, ruang edukasi bagi orangtua yang ingin mendapatkan berbagai macam informasi pengetahuan untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lalu, ada ruang observasi dan bermain. “Khusus untuk terapi, masing-masing anak diterapi 45 menit,” katanya. [dre]

Tags: