Pemkot Surabaya Tak Sediakan Truk Sampah untuk Hotel

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DKP Surabaya, Bhirawa
Mulai tahun 2015 Pemkot melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya sudah tidak menyediakan truk angkut sampah untuk tempat usaha seperti hotel dan restoran. Pengelola diwajibkan membuang sampah sendiri ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo.
Kepala DKP Kota Surabaya Chalid Buhari mengatakan, kebijakan ini diterapkan karena makin meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan Surabaya setiap harinya. Penambahan ini karena jumlah penduduk makin banyak dan makin banyaknya tempat usaha.
Berdasarkan data pada tahun 2012 dan 2013, volume sampah yang dihasilkan warga Surabaya mencapai  1.100 ton. Namun memasuki tahun 2014, volume sampah meningkat menjadi  sekitar  1.400 ton setiap harinya. “ Volume sampah meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan tempat usaha. Terutama jenis sampah dapur,” kata Chalid saat dikonfirmasi Bhirawa, Senin (22/9).
Selain hotel dan restoran, Chalid  juga memperhatikan tempat-tempat lainnya yang memiliki klasifikasi tempat usaha atau bisnis. Sebab mereka ini termasuk yang memiliki kontribusi besar penghasil sampah di Surabaya.
Tak hanya itu, DKP juga akan memberlakukan perda yang mengatur soal persampahan terkait dengan pengelolaannya. Sampah yang dihasilkan oleh tempat tempat usaha itu tak boleh langsung dibuang di tempat sampah. “ Melainkan harus diolah terlebih dahulu oleh mereka sendiri baru kemudian yang tak bisa diolah dikirim  ke TPA,” tambahnya.
Kasubag Umum DKP Wisnu Wibowo menjelaskan, peningkatan volume sampah ini sekitar 200 hingga 400 ton per hari. Sebenarya sehari total produksi sampah itu mencapai 1.800 ton perhari. Sebagian diolah untuk kompos nhingga berkurang 400 ton perhari. Dan Peraturan Daerah juga sudah ditetapkan yaitu No. 10 Tahun 2014
“Meski jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sampah perhari. Dengan adanya keterlibatan masyarakat ini sangat jauh menolong. Karena mereka sudah memilah, memilih dan mengolah sendiri sampah organik menjadi pupuk kompos,” imbuh Wisnu. [geh]

Tags: