Pemkot Wujudkan Surabaya sebagai Kota Perdagangan Kelas Dunia

Sebanyak 100 perusahaan dan asosiasi bidang perdagangan dan logistik dikumpulkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM dan PTSP) di Hotel Bumi, Rabu (15/11). Pemkot melalui DPM dan PTSP berusaha mewujudkan Surabaya sebagai Kota Perdagangan kelas dunia. [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM dan PTSP) terus berusaha menjadikan Kota Surabaya sebagai Kota Perdagangan berkelas dunia.
Target tersebut menjadikan Surabaya sebagai city hub dan logistic atau penghubung perdagangan dan logistik di Indonesia Timur harus direalisasikan.
Dalam upaya mencapai target tersebut, sebanyak 100 perusahaan dan asosiasi bidang perdagangan dan logistik dikumpulkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM dan PTSP) di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (15/11).
”Tujuan dari pertemuan ini adalah kami meminta masukan ke stake holder di bidang perdagangan dan logistik sebagai pelaku usaha, apa yang mereka keluhkan dan kebijakan apa yang ingin diwujudkan dalam mendukung Surabaya sebagai perhubungan perdagangan dan logistik,” kata Kepala DPM dan PTSP Eko Agus Supiadi Sapoetro.
Menurutnya pemkot tidak bisa sendiri mewujudkan Surabaya city logistic, melainkan harus dibantu para stake holder tersebut. Sejauh ini dikatakan Eko, Surabaya sudah memiliki modal besar. Pelabuhan internasional di Teluk Lamong, bandara dan juga pergudangan.
”Logistik yang masuk ke Surabaya saat ini masih sekitar kurang lebih 15% saja. Untuk itu Pemkot Surabaya saat ini bersama dinas terkait seperti Dinas Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas PU Bina Marga, menyediakan sarana prasarana,” kata Eko.
Menurut Eko pula, faktor paling utama adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkot Surabaya telah membangun jalan-jalan baru seperti Frontage Road (FR), Midlle East Ring Road (MEER) dan jalan-jalan lain yang terbukti mampu mengurai kemacetan lalu lintas. “Faktor lainnya adalah kondisi keamanan kota yang kondusif. Dua faktor itu menjadi syarat utama sebuah kota bisa jadi destinasi investasi terutama logistik,” tambahnya.
Selain itu disampaikan Eko, untuk yang juga penting adalah penyediaan kawasan pergudangan. Selama ini gudang-gudang sudah banyak ada di Surabaya. “Namun sekarang belum tertata. Banyak yang menyebar. Ke depan akan coba kita tata nanti di kawasan Margomulyo. Akan ada pergudangan khusus untuk makanan, barang industri, agar tidak tercecer nanti dibuat klaster,” ucapnya.
Harapannya arus perdagangan di Indonesia Timur akan transit dulu di Surabaya. Begitu juga untuk perdagangan internasional. Diharapkan bisa mampir ke Surabaya dan akan disediakan area pergudangan.
”Selain rekomendasi dari forum ini juga kami menawarkan investor agar mau berpartisipasi berinvestasi mendukung Surabaya city logistic,” ucapnya.
Pemkot pun menjanjikan kemudahan perizinan pada stake holder. Di mana perizinan sudah dilakukan online dan dapat diurus dari mana saja. Temasuk mengurus izin bongkar muat juga akan dilakukan secara online.
Hal senada juga dikatakan oleh Public Relation PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) Muhammad Soleh. Menurutnya PT TPS telah meningkatkan sistem layanan online.
”Dengan sistem layanan online, pengusaha bisa membayar secara online. Bahkan juga bisa mencetak billing tagihan secara online pula. Dengan demikian pengusaha tak perlu datang ke PT PTS,” tambah Mohammad Soleh.
Sementara itu Kepala Laboratorium Logistic and Supply Chain Management ITS Ahmad Rusdiansyah mengatakan sebelum menjadi city hub, maka Surabaya harus menjadi city logistic terlebih dahulu.
”Artinya untuk menjadi kota penghubung perdagangan internasional dan antar pulau, maka Surabaya juga harus menjadi city logistik lebih dahulu. Yaitu Surabaya harus ramah logistik,” kata Rusdiansyah.
Menurutnya meski Surabaya sudah memiliki pelabuhan yang bagus, dwelling time sudah dapat ditekan tinggi, tapi kalau arus pengiriman barang dalam kota masih tersendat, di dalam kota banyak terdapat kecelakaan, macet, maka upaya menjadi city logistic sudah gagal.
”Maka arus distribusi barang dari atau ke dalam kota pun harus diperbaiki. Agar bisa menunjang penyaluran logistik secara total, bukan hanya ada kapal sandar bongkar muat,” ucapnya. [dre]

Tags: