Pemotongan Ternak Kurban di Kabupaten Probolinggo Capai 5.927 Ekor

Idul Adha 1442 Hijriyah, pemotongan ternak kurba di kab Probolinggo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Pemotongan ternak kurban pada Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah tahun 2021 di Kabupaten Probolinggo mencapai 5.927 ekor. Terdiri dari sapi sebanyak 835 ekor, domba sebanyak 4.493 ekor dan kambing sebanyak 599 ekor. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Probolinggo Yahyadi, Selasa (27/7).

Menurutnya, apabila dilihat total pemotongan ternak kurban memang ada penurunan pada tahun 2021 sebesar 5.927 ekor dibandingkan tahun 2020 sebesar 6.421 ekor.

“Data pemotongan ternak kurban ini diperoleh dari hasil pengawasan, pendataan dan pemeriksaan ante mortem dan post mortem kurban pada hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah pada 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Setiap tahun DPKH Kabupaten Probolinggo dalam rangka mengukur sejauh mana populasi ternak yang akan diperuntukkan sebagai ternak kurban, baik sapi, domba maupun kambing rutin melaksanakan pendataan untuk menghitung populasi ternak tersebut.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali sebagai bahan untuk mengacu tentang ketersediaan pangan asal daging,” jelasnya.

Lebih lanjut Yahyadi mengaku sangat bersyukur karena di tengah-tengah pandemi Covid-19 dalam rangka penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini pemotongan sapi, domba dan kambing dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Saya sudah menghimbau agar pemotongan ternak kurban tersebut agar dilaksanakan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Dimana Kabupaten Probolinggo telah memiliki 7 RPH, tetapi 7 RPH ini saya yakin tidak akan mampu untuk menyembelih di RPH semua. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah mengatur tentang pemotongan-pemotongan di luar RPH,” terangnya.

Yahyadi menyampaikan bahwa pada tahun 2021 ini pemotongan sapi untuk kurban mencapai 835 ekor. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 ada penambahan 3 ekor. Dimana tahun 2020 jumlahnya mencapai 832 ekor.

Selanjutnya untuk ternak domba tahun 2020 yang dijadikan kurban mencapai 4.755 ekor dan tahun 2021 mencapai 4.493 ekor. Artinya ada penurunan sebanyak 262 ekor. Untuk kambing di tahun 2020 mencapai 834 ekor dan tahun 2021 sebanyak 599 ekor. Dengan demikian ada penurunan sebanyak 235 ekor.

“Alhamdulillah, meskipun hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah bertepatan dengan penerapan PPKM Darurat, umat Islam masih menyempatkan diri untuk berkurban yang manfaatnya sangat dibutuhkan sekali oleh pihak-pihak penerima sebagai penambah imun masyarakat,” ujarnya.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada tokoh masyarakat, ketua takmir masjid maupun guru ngaji musholla yang telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam hal penyembelihan ternak kurban baik itu di RPH maupun masjid atau musholla,” tuturnya.

Menurut Niko, dari kegiatan tersebut ditemukan cacing hati di lokasi berbeda. Yakni di Kecamatan Tiris dan Kraksaan pada 3 (tiga) ekor sapi dari 404 ekor sapi yang disembelih pada hari tersebut, domba 908 ekor dan kambing 325 ekor pada 214 lokasi tempat pemotongan hewan di luar RPH.

“Masih ada para pekerja/masyarakat yang belum memakai masker dan ini sudah disampaikan kepada masyarakat/takmir masjid/panitia kurban,” jelasnya.

Dengan kegiatan ini Niko mengharapkan pelaku usaha yang memiliki ternak untuk selalu rutin berkonsultasi dengan petugas teknis/dokter hewan setempat sehingga tidak ditemukan kembali ektoparasit saat disembelih. “Serta semakin banyak takmir masjid atau panitia kurban yang memotong di RPH terdekat,” tambahnya.(Wap)

Tags: