Pemprov Ajak Mahasiswa Jadi Pelaku UMKM

Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim, Drs Achmad Basuki MSi (dua dari kiri) saat memberikan paparannya dihadapan 500 mahasiswa Ubhara Surabaya.

Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim, Drs Achmad Basuki MSi (dua dari kiri) saat memberikan paparannya dihadapan 500 mahasiswa Ubhara Surabaya.

Bukan Lagi Pencari Kerja, Tapi Enterprenuer
Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim meminta para mahasiswa agar mengubah mindset mau menjadi entrepreneur bukan pencari kerja seperti yang selama sudah terjadi. Sebab dalam rangka menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), masyarakat Indonesia khususnya Jatim harus ikut bertarung bukan hanya menjadi pasar dari negara-negara ASEAN jika tidak ingin dilibas di MEA.
“Pemerintah siap memfasilitasi para mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur. Pemerintah juga akan membuat regulator dalam menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur ini,” kata Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim, Drs Achmad Basuki MSi, saat menjadi salah satu pembicara dalam acara Forum Koperasi dan UMKM di Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, Selasa (6/10).
Oleh karena itu, menurut dia, sinergitas antara pemerintah, akademisi dan dunia usaha diyakini akan memberi peningkatan income bagi masyarakat terutama pelaku UMKM. Di depan lebih dari 500 mahasiswa, Basuki mengatakan peran koperasi mahasiswa (kopma) tidak bisa dianggap sebelah mata, karena kopma dalah cikal bakal dari mahasiswa untuk kelak memiliki jiwa enterpreunership.
“Hal ini sesuai dengan tujuan Bapak Gubernur Jatim (Dr H Soekarwo, red) yang ingin mencetak wirausahawan dari kalangan akademisi, terutama yang tertarik di bidang UMKM,” jelas Basuki.
Basuki mengatakan, peran tersebut paling tidak dapat menunjang kemajuan perekonomian di Jatim. Karena itu tidaklah heran jika sampai semester pertama saja di tahun 2015 ini Jatim mampu mencapi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,22 persen. “Ini lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 4,7 persen,” bebernya.
Untuk itu, kata Basuki lagi, menjelang pemberalakuan MEA, Jatim akan terus mengembangkan upaya penguatan di bidang koperasi dan UMKM. “Dengan jumlah lebih dari 6,8 juta UMKM merupakan modal penting bagi kita utnuk bisa bersaing di MEA,” tegasnya.
Untuk itu, peran akademisi dalam mencetak wirausahawan baru patut didukung sepenuhnya. Pemprov berjanji akan membantu dari segi pelatihan, konsultasi melalui klinik UMKM dan tentu saja permodalan bagi UMKM Jatim.
“Kita akan support masyarakat yang ingin membuka usaha di bidang UMKM untuk kesejahteraan semua dan bisa ikut membantu kemajuan perekonomian Jatim. Khususnya bagi para mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Basuki juga membeberkan, majunya perekonomian Jatim tidak terlepas dari peran serta koperasi dan UMKM, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan di Jatim.
Jumlah koperasi di Jatim pada 2014 sebanyak 30.866 unit meningkat dari 2013 yang berjumlah 30.714. Sementara koperasi yang aktif mengalami peningkatan pada 2014 sebanyak 27.156 unit sedangkan pada 2013 sebanyak 27.031 unit. Sedangkan koperasi yang tidak aktif pada 2014 tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3.710 unit.
Untuk perkembangan UMKM di Jatim, jelas Basuki, mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari survey Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim 2006, jumlah UMKM sebanyak 4,2 juta meningkat 6,8 juta pada survey 2012.
“Dari jumlah tersebut, UMKM telah mempu menyerap tenaga kerja sebanyak 11,11 juta orang. Potensi ini menjadikan koperasi dan UMKM sebagai salah satu kekuatan ekonomi Jatim. Kontribusi UMKM terhadap pembentukan PDRB (produk domestic regional bruto) Jatim 2014 mencapai 54,98 persen,” ungkapnya. [iib]

Tags: