Pemprov Akan Tambah Pintu Air di Plangwot

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama Bupati Lamongan H Fadeli dan Wabup Lamongan Hj Kartika Hidayati meninjau banjir di Lamongan.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama Bupati Lamongan H Fadeli dan Wabup Lamongan Hj Kartika Hidayati meninjau banjir di Lamongan.

(Antisipasi Najir Bengawan Solo)
Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim bekerjasama dengan Pemkab Lamongan dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, sepakat untuk menambah dua pintu air di floodway yang ada Plangwot. Tujuannya agar volume air aliran dari sungai Bengawan Solo ke Sedayu Lawas Kecamatan Brondong semakin kencang.
Kesepakatan itu diungkapkan Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf saat meninjau banjir bersama Bupati Lamongan, H Fadeli dan Wabup Lamongan Kartika Hidayati di Desa Laren, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Sabtu (3/12) lalu.
Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir, banjir yang melanda Kecamatan Laren tahun ini merupakan yang terparah. “Tahun ini volume air meningkat drastis, sampai meluap dan menggenangi rumah penduduk. Ada 9 Desa dan 900 kepala keluarga di Kecamatan Laren yang tergenang banjir,” katanya.
Guna mengantisipasi banjir tahun depan, Gus Ipul minta ada penambahan dua pintu air di Floodway yang ada Plangwot agar air tidak meluap lagi. “Solusinya ya nambah dua pintu air di plangwot, sekarang sudah ada tiga, jadi nanti ada lima pintu air. Jika sudah ada lima pintu air, tentu dapat mengurangi volume air saat luapan bengawan solo. Kemudian jika bisa ditambah tanggul tambahan atau tanggul wedok,” katanya.
Saat ini, Gus Ipul sedang berusaha untuk mendapatkan dana APBN untuk alokasi penambahan dua pintu di Floodway Plangwot. Kemudian, pemerintah juga telah mengusahakan penambahan dua pompa untuk mengurangi genangan banjir di Babat, meski saat sudah ada lima pompa. Berdasarkan data, semua tanggul yang dibangun negara masih aman.
“Yang jebol hanya tanggul Wedok Dalam yang dibuat masyarakat sendiri,”katanya.
Gus Ipul juga minta warga setempat untuk lebih memperhatikan fungsi bantaran sungai. “Mohon warga disini tidak membangun bangunan seperti rumah di sekitar bantaran sungai, karena menjadi beban. Jika membangun sesuatu, harus diperhatikan sebab akibatnya. Saya minta tidak perlu lagi menambah bangunan rumah di atas tanah bantaran,” katanya.
Selain itu, Gus Ipul juga minta warga waspada terhadap berbagai penyakit yang berpotensi muncul usai banjir surut. “Jagalah kesehatan, utamanya usai banjir surut karena biasanya banyak kejadian warga terserang penyakit setelah banjir usai. Termasuk antisipasi munculnya penyakit akibat kencing tikus. Disini pemerintah telah mendirikan posko kesehatan dan memberikan bantuan sembako bagi warga yang memerlukan. Akan ada penambahan 5.000 bungkus sembako,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Setiyo Wibowo, Kepala Divis IV Perum Jasa Tirta, debit air yang dari Bengawan Solo yang dialirkan melalui tiga pintu floodway Bengawan Solo mencapai 520 dengan ketinggian 6,14 meter. “Ini adalah yang terbesar sejak adanya floodway tahun 2007. Saat itu hanya mencapai ketinggian 6,02 meter,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan Sekcam Laren, Bakri, SE terdapat 900 KK yang rumahnya tergenang banjir. Diantaranya di Desa Duri dimana luapan air bengawan di Desa Durikulon menggenangi rumah warga yang berada di Bantaran sekitar 43 KK dan 86 Jiwa. Sedangkan Desa Centini, terdapat 14 KK dan 67 Jiwa yang terkena dampak banjir karena tinggal disekitar bantaran sungai. Kemudian Di Desa Keduyung, ada 30 KK dan 95 Jiwa yang terkena dampak banjir. [iib]

Tags: