Pemprov Bakal Bangun Bandara Kangean-Malang

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Tak puas hanya membangun Bandara Harun Thohir di Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Pemprov Jatim kini tengah menyiapkan infrastruktur transportasi udara baru. Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Malang menjadi target selanjutnya.
“Saya sudah melapor dan mendapat lampu hijau dari Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan) dan mulai sekarang dibahas untuk proses pembangunannya. Ini adalah progress bagus untuk transportasi udara di jatim,” kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, Minggu (14/2).
Menurut dia, pembangunan dua bandara baru tersebut cukup mendesak karena kebutuhan serta upaya peningkatan perekonomian Provinsi Jatim. Tidak hanya dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, persetujuan juga didapat setelah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mempersilakan lahannya dipergunakan untuk lokasi bandara.
Perlunya restu dari Panglima TNI karena Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang akan dikembangkan ke wilayah Purboyo yang status lokasinya milik TNI AL. “Lahan tersedia sekitar 47 ribu hektare dan terdapat 237 kepala keluarga yang akan dipindahkan. Saya dengan Dankomar sudah membahasnya dan setelah ini berkoordinasi dengan Pangarmatim maupun KSAL,” katanya.
Meski berada di jarak sekitar 60 kilometer dari bandara lama, namun nantinya pesawat-pesawat besar bisa mendarat karena lokasinya lebih luas dan dekat dengan Jalur Lintas Selatan (JLS). Dengan demikian, lanjut dia, peruntukan Bandara Abrul Rahman Saleh usai pengembangan akan diserahkan kembali ke TNI AU untuk kepentingan militer.
Terpisah Pj Bupati Malang Hadi Prasetyo mengatakan rencana penambahan lapangan terbang di wilayah Kabupaten Malang, yakni tepatnya di kawasan latihan Anggota Marinir TNI Angkatan Laut (AL), Desa Purboyo, Kecamatan Bantur. “Rencana pembangunan lapangan terbang di Malang Selatan tersebut telah disampaikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum lama ini,” terangnya kepada wartawan di Malang kemarin.
Dijelaskannya  rencana pembangunan lapangan terbang di wilayah Malang Selatan, pengajuannya sudah naik ke Presiden Republik Indonesia (RI), pada Minggu lalu. Sementara, usulan pembangunan lapangan terbang itu dari Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan dan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Dengan usulan kedua menteri tersebut, maka pihaknya menyambut baik.
Karena dengan pembangunan lapangan terbang di wilayah Kecamatan Bantur, tentunya akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah Malang Selatan. “Apalagi nanti, pembangunan infrastruktur Jalur Lintas Selatan (JLS) selesai dibangun, dan ditunjang dengan adanya lapangan terbang, maka wilayah Malang Selatan akan menjadi surga pasar perdagangan,” tuturnya.
Ia juga mengaku, jika pihaknya sempat menolak usulan Menhub dan Menhan terkait rencana pembangunan lapangan terbang di wilayah Malang Selatan. Hal itu disebabkan Pemkab Malang tidak memiliki anggaran cukup untuk membangun lapangan terbang. Namun, jika biaya pembangunan kesemuanya ditanggung oleh Pemerintah Pusat, tentu akan berbeda.  “Kami justru akan mendorong Pemerintah Pusat untuk segera merealisasikan pembangunan lapangan terbang tersebut. Meski nantinya, jika lapangan terbang awalnya untuk kepentingan militer, seperti Landasan Udara (Lanud) Abd Saleh Malang, toh pada akhirnya sekarang bisa menjadi bandara penerbangan sipil. Begitu juga tentunya dengan lapangan terbang yang masuk di kawasan latihan anggota Marinir Purboyo, ke depannya bisa menjadi bandara untuk penerbangan sipil,” papar Hadi Pras, yang akan mengakhiri masa jabatan Pj Bupati Malang pada 17 Februari 2016 mendatang.
Sementara itu terkait bandara di Pulau Kangean, pembangunan sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim dan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep. “Mulai 2017 akan dimulai proses pembelian lahan sehingga pada 2019 sudah bisa dioperasikan,” kata Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Soekarwo.
Sementara itu, dengan disiapkannya dua bandara baru maka nantinya Jatim akan memiliki 10 bandara, yakni Juanda Surabaya di Sidoarjo, Abdul Rahman Saleh di Malang, Blimbingsari di Banyuwangi, Notohadinegoro di Jember, Iswahyudi di Madiun, Trunojoyo di Sumenep, Harun-Tohir di Bawean Gresik.
Sedangkan, tiga bandara lainnya masih dalam proses pembangunan, yaitu di Malang, Pulau Kangean dan Bojonegoro. “Khusus di Bojonegoro diperuntukkan kepentingan minyak dan gas. Sekarang masih proses dan Detail Engineering Design (DED), masih menunggu persetujuan Pemerintah Pusat,” katanya. [iib,cyn]

Tags: