Pemprov Bangun Konsep Transportasi Megapolitan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim bangun konsep pembangunan transportasi megapolitan yang membentang dari Surabaya ke utara hingga Tuban, kemudian Surabaya hingga ke Jombang, kemudian Surabaya ke Malang dan Surabaya ke timur hingga ke Probolinggo.
“Konsep ini merupakan bagian dari konsep transportasi kota Megapolitan Gerbangkertasusila Plus,” kata Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Provinsi Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT, Rabu (16/9).
Secara nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah memang sudah ditetapkan Megapolitan Gerbangkertasusila, namun untuk Rencana Tata Wilayah Jatim, Gerbangkertasusila yang terdiri dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan ditambah dengan Gerbangkertasusila yang ditambah hingga ke Malang, Probolinggo dan Tuban.
Sebagai langkah awal mewujudkan konsep transportasi Megapolitan Gerbangkertasusila Plus ini, Pemprov Jatim saat ini juga telah mengusulkan reaktivasi dua jalur kereta api yaitu dari Jombang ke Babat, serta dari Babat ke Tuban.
Jalur rel Jombang-Babat harus segera dilakukan reaktivasi karena di Jombang saat ini berdiri kawasan industri baru dengan luas lahan mencapai 900 hektare.
Selama ini, distribusi barang dari kawasan industri di Jombang ke Tanjung Perak masih mengandalkan jalur jalan raya sehingga menambah kepadatan dan polusi jalan.
Dengan reaktivasi rel jalur Jombang-Babat, seluruh distribusi barang dari perusahaan di Jombang bisa dilakukan melalui jalur kereta dari Jombang ke Babat, lantas ke Lamongan, Gresik dan berakhir ke Teluk Lamong, Tanjung Perak. “Begitu pula untuk reaktivasi jalur kereta Babat-Tuban juga harus segera dilakukan karena pertumbuhan industri di Tuban sangat pesat. Bahkan Semen Gresik di Tuban menjadikan jalur darat di kawasan ini selalu penuh dengan angkutan truk semen,” kata dia.
Wahid juga mengatakan konsep ini juga telah disetujui oleh Direktorat Jenderal PerkeretaApian dan kini mulai tahap perencanaan pembangunan. Reaktivasi dua jalur rel sendiri diharapkan segera rampung sehingga jalur ini tidak hanya bisa digunakan untuk distribusi barang, melainkan juga bisa digunakan untuk kereta penumpang yang rencananya memang akan didesain kereta listrik yang memutar dari Surabaya-Mojokerto-Jombang-Babat-Lamongan-Gresik-Surabaya.
“Ke depan pemerintah memang menempatkan kereta api sebagai tulang punggung angkutan darat untuk meringankan beban jalan serta mengurangi polusi,” ujarnya.
Apalagi beban jalan di Jatim saat ini sudah sangat tidak proporsional, di mana pertumbuhan kendaraan mencapai 12,5%, sedangkan pertumbuhan jalan hanya 1%. [iib]

Tags: