Pemprov Bangun Pesantren Gratis di Sumenep

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Upaya Pemprov Jatim untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim terus ditingkatkan. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran pondok pesantren dan madrasah. Tahun ini, Pemprov Jatim juga telah merancang pendirian pondok pesantren yang dapat menampung santri tanpa biaya alias gratis.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Hudiyono mengungkapkan, pendirian pesantren tersebut akan dilakukan di Kecamatan Bluto, Sumenep. Rencana pembangunan tersebut diperkirakan akan membutuhkan anggaran sekitar Rp 5 miliar. “Pembangunannya saja sekitar Rp3 miliar dan sisanya untuk operasional pendidikan selama satu tahun. Pembangunannya akan kita mulai tahun ini dengan anggaran yang bersumber dari perubahan APBD,” tutur Hudiyono saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Rabu (24/7).
Hudiyono yang juga Kepala Biro Administrasi Kesos Setdaprov Jatim ini menuturkan, pendirian pesantren tersebut diharapkan dapat menampung anak-anak tidak mampu di wilayah Madura. Kendati anak-anak tidak mampu dari daerah selain Madura juga bisa nyantri di tempat tersebut secara gratis. “Gratis ini kita utamakan untuk anak dari keluarga tidak mampu,” ungkap Hudiyono.
Selain kesiapan anggaran, Hudiyono mengaku, proses pendirian pesantren ini juga telah disiapkan tenaga pendidik. Pada tahap pertama, pesantren ini diakuinya akan mampu menampung sekitar 100 santri. “Bertahap dulu, tahun pertama ini kita bisa menampung 100 santri dan terus akan dikembangkan,” ungkap Hudiyono.
Menurut Hudiyono, pendirian pondok pesantren di Madura menjadi salah satu intervensi yang tepat untuk mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia di sana. Sebab, kultur di Madura masih sangat kental dengan nuansa religius sehingga pendidikan yang diberikan adalah pendidikan berbasis pesantren. “Sebagian masyarakat di sana mungkin masih ada yang memandang sebelah mata pendidikan di sekolah. Makanya kalau diajak mondok atau nyantri akan berbeda pendekatannya,” ungkap Hudiyono.
Lebih lanjut Hudiyono menuturkan, pembangunan pesantren ini sudah dilengkapi fasilitas sekolah kejuruan. Yaitu SMK Nasrul Ulum. Dengan demikian, santri yang belajar ilmu agama tetap akan mendapatkan layanan pendidikan formal sekaligus keterampilan sesuai jurusan yang mereka ambil. “Madura ini menjadi salah satu perhatian Bu Gubernur terkait indeks pembangunan manusianya. Kita berupaya meningkatkan itu dari sisi pendidikan,” pungkas Hudiyono. [tam]

Tags: