Pemprov Gandeng Ahli Geologi Petakan Daerah Tipe A Rawan Bencana

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlisin meninjau lokasi bencana longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, Minggu (2/4).

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim bakal menggandeng para ahli geologi dan ilmuwan dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya untuk memetakan daerah daerah tipe A rawan bencana. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kejadian longsor Ponorogo yang memakan korban bisa terulang.
“Pemetaan akan kami lakukan sehingga musibah bencana longsor yang menewaskan banyak orang seperti yang terjadi di Ponorogo tidak terulang lagi. Ini penting untuk segera dilakukan,” kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, Rabu (5/4).
Menurut dia, peta rawan bencana sebenarnya sudah dimiliki, namun peta yang ada belum detail menjangkau hingga pelosok. Nantinya peta daerah rawan tipe A akan mencakup tidak hanya daerah permukiman melainkan juga mencakup daerah pertanian di lereng-lereng gunung dan di pinggir sungai.
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Soekarwo juga mengatakan, saat ini dirinya sedang berkomunikasi dengan Komisi E DPRD Jatim sehingga rencana kerjasama dengan geolog dan UGM serta ITS segera disetujui. “Akan kita komunikasikan dengan dewan,” katanya.
Terkait longsor Ponorogo, Pakde Karwo memastikan peringatan dini bencana sebenarnya sudah diberlakukan. Bahkan malam sebelum longsor, warga juga telah diungsikan ke tempat yang aman. Namun ketika pagi tiba, warga memilih balik ke rumah dan berkebun hingga akhirnya bencana tersebut menerjang dan menyebabkan 28 orang tertimbun longsor.
Pasca longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo ini, Pemprov Jatim juga meminta ahli geologi untuk mencarikan tempat aman bagi para pengungsi. Karena permasalahan longsor bukan hanya di lokasi atas, namun di bagian bawah juga ada masalah dan berbahaya.
“Ini aspirasi dari warga, bukan hanya sekarang ini, tapi kalau banjir besar di bawahnya juga ada masalah dan berbahaya, jadi di bagian bawah juga harus dipikirkan. Kita minta langkah bagaimana kalau hujan deras di bawah itu warga bisa tetap aman,” ujarnya.
Pakde Karwo mengatakan, pemprov terus melakukan diskusi dengan Bupati Ponorogo untuk membahas bagaimana skenario pemetaan daerah rawan. Selain itu, dia juga berharap Pemerintah Kabupaten Ponorogo menanam yang paling bagus untuk masyarakat dan memiliki akar kuat sehingga bisa menahan supaya tidak longsor.
Karena, lanjutnya, selama ini masyarakat yang hidup di daerah tanah subur memilih menanam tanaman yang tidak punya akar dan cepat panen seperti jahe sehingga potensi longsornya cepat sekali. “Kita minta bantuan Perhutani, tanaman apa yang sebanding dengan jahe keuntungannya dan ada akarnya, misalnya nanam sengon maupun porang karena kebutuhan porang kita besar sekali,” pungkasnya.

Tags: