Pemprov Izinkan PNS Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah

PNSPemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim mendukung imbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan agar semua orang tua mengantar anak di hari pertama masuk sekolah pada Senin (18/7) mendatang.
“Saya memang belum mendapatkan edarannya, tapi kalau benar ada edaran dari Mendikbud, pasti akan segera kami tindaklanjuti dengan membuat surat edaran yang nanti akan ditandatangani oleh Pak Sekda (sekretaris daerah),” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jatim, Siswo Heroetoto SH MHum MM, Rabu (13/7).
Edaran dari Sekda ini, katanya, akan diberikan kepada seluruh kepala SKPD sehingga bagi seluruh PNS bisa diberikan izin untuk mengatantarkan anaknya pergi ke sekolah. “Apalagi, menemai anak ke sekolah itukan diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang sang anak,” kata dia.
Bagi anak, masuk pertama kali ke sekolah memang memerlukan perlindungan dari orang terdekatnya yaitu orang tua. Meski tak mengetahui secara pasti jumlah PNS yang memiliki anak yang masih sekolah, namun Siswo mengatakan jika total PNS di Pemprov Jatim saat ini mencapai 20.380 orang.
Sekadar diketahui, melalui surat edaran nomor 4 tahun 2016 tentang Hari Pertama Sekolah, Anies Baswedan Mendikbud, memang mengimbau agar aparatur sipil daerah bisa diizinkan mengantarkan anak ke sekolah di hari pertama dan memberikan dispensasi dapat memulai kerja sesudah mengantarkan anaknya ke sekolah.
Anies juga mengimbau instansi swasta di daerah juga memberikan kelonggaran  bagi karyawan untuk  memulai kerja sesudah mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama. “Orang tua dan sekolah itu keduanya institusi pendidikan. Kemitraan ini harus kuat. Hari pertama itu awal perjalanan panjang baik SD, SMP, SMA, SMK bagi anak. Karena sepertiga harinya anak di sekolah,” katanya.
Dikatakan Anies, gerakan mengantar anak ke sekolah di hari pertama merupakan cara orang tua dan pihak sekolah untuk saling membangun komunikasi. Dengan begitu, kata Anies, orang tua pun dapat sepenuhnya mempercayakan sang anak saat belajar di lingkungan sekolah.
“Jadi bukan melepas di gerbang. Tapi kita ingin mereka interaksi dengan guru, kepala sekolah, wali kelas,” ucap dia.
Bagi pihak sekolah, dia melanjutkan, ketika bertemu dengan orangtua siswa, harus aktif berkomunikasi dengan guru dan pihak sekolah lainnya. Ditambahkannya, pihak sekolah juga harus meminta sejumlah informasi kepada orang tua seputar kepribadian atau hal-hal yang bisa menjadi masalah untuk anak.
“Untuk guru kita ingin mereka menyambut orang tua. Kenalan. Minta kontak informasi. Jelaskan rencana pembelajaran di sekolah ke depan. Minta masukannya dan minta jelaskan hal yang harus diperhatikan untuk anak bapak ibu itu,” tandasnya.  [iib]

Tags: