Pemprov Jatim Gelar Operasi Pasar Mandiri

Salah satu warga membeli daging ayam ras dalam operasi pasar mandiri yang digelar Pemprov Jatim bekerjasama dengan produsen daging ayam ras.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim menggelar operasi pasar mandiri daging ayam ras dibeberapa daerah di Jatim. Operasi pasar mandiri ini bertujuan untuk menstabilkan harga daging ayam ras yang masih cukup tinggi di pasaran.
Operasi pasar mandiri ini, menggandeng beberapa perusahaan produsen daging ayam ras. Yakni PT Ciomas yang menyediakan 300 kg/hari, PT Charoen Pokphand 300 kg/hari, PT Wonokoyo Jaya Corporindo 300 kg/hari, Phalosari 200 kg/hari dan Gelang Tani 200 kg untuk satu kali operasi pasar.
Rencananya, operasi pasar mandiri ini akan digelar mulai 5-12 Juni 2018 dibeberapa pasar induk. Yakni di Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan, Pasar Wonokromo Surabaya, Pasar Tambahrejo Surabaya, Pasar Besar Pasuruan dan Pasar Larangan Sidoarjo. Setiap produsen daging ayam ras itu bergantian tempatnya. Hari ini di Pasar Wonokromo, besok di Pasar Larangan dan seterusnya.
Ditemui disela operasi pasar mandiri di Pasar Wonokromo Surabaya, Rabu (6/6), perwakilan Divisi Ritail Prima Food PT Charoen Pokphand, Firmando mengaku, sangat menyambut baik fasilitas yang telah diberikan Pemprov Jatim untuk menggelar operasi pasar mandir ini. Sebab kebijakan dari perusahaan, memang ada perintah untuk membantu menstabilkan harga daging ayam ras yang cukup tinggi harganya di pasaran.
“Kami mendukung upaya pemerintah untuk ikut menstabilkan harga daging ayam ras. Harga jual daging ayam rasnya di bawah HET (harga eceran tertinggi) yakni Rp30 ribu per kilogram. Kalau harga HET-nya Rp32 ribu,” ujar Firmando.
Berdasarkan data dari Disperindag Jatim, stok daging ayam ras sebenarnya aman. pada Mei 2018, jumlah produksinya mencapai 34.628 ton sedangkan konsumsinya hanya 19.717 ton sehingga surplus 14.911 ton. Diperkirakan, pada Juni 2018 ini produksi daging ayam ras mencapai 100.823 ton dengan tingkat konsumsinya 72.882 ton. Itu artinya masih ada surplus 27.941 ton.
PT Charoen Pokphand, lanjut Firmando, sebenarnya sudah menggelar operasi pasar mandiri jauh sebelum Ramadan di outlet-outlet milik perusahaan. “Namun dengan adanya ajakan dari Pemprov Jatim ini, kami tinggal melanjutkan program perusahaan. Tentu kami sangat senang hati menggelarnya,” ungkapnya.
Selama Ramadan ini, jelasnya, permintaan daging ayam ras memang melonjak dua kali lipat dibanding hari biasanya. Hal ini dianggap wajar sebab daging ayam ras masuk dalam salah satu kebutuhan pokok masyarakat, untuk memenuhi gizi yang lebih baik saat puasa Ramadan.
“Jika dilihat secara nasional, berdasarkan update data perusahaan, Jatim merupakan provinsi yang paling stabil dibanding provinsi lainnya. Kami di perusahaan kan selalu melihat update data diseluruh Indonesia. Jatim yang paling aman, termasuk stok kebutuhan daging ayam ras,” pungkasnya. [iib]

Tags: