Pemprov Jatim Teken MoU Salurkan Wanita Harapan

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov jatim terus melakukan upaya mengawal eks PSK menuju masa depan yang lebih cerah. Dinas Sosial Jatim berencana akan bekerjasama dengan perusahaan konveksi untuk menyalurkan para wanita harapan yang telah mengikuti pelatihan.
Upaya ini dialkukan agar wanita harapan atau juga mantan wanita tuna susila tidak akan kembali ke jurang yang sama dan semangat untuk memulai menata hidup baru dengan bekal ketrampilan dan modal.
Sebelumnya ada sejumlah langkah dilakukan Pemprov Jatim untuk mengawal program Jatim Bebas Lokalisasi. Diantaranya pemberian bekal keahlian berupa pelatihan selain penguatan modal kepada mantan wanita tuna susila (WTS)yang telah diberikan pemerintah.
Dalam kesempatan ini, Dinsos Jatim mengharapkan pemerintah kabupaten dan kota bisa ikut mengawal dan membimbing para wanita harapan agar bisa lepas dari masalalunya. Karena masalah ini merupakan tanggungjawab semua pihak.
“Saat ini langkah konkret yang diambil Dinas Sosial diantaranya, memberikan pelatihan dan ketrampilan bagi mereka agar bisa bekerja dan bertahan hidup. Pelatihan bekerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan. Adanya langkah ini harapannya mereka akan bisa survive,” kata Kepala Dinas Sosial Jatim, Indra Wiragana SH melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos), Indera Istianto, Kamis (27/8).
Menurutnya, saat ini pelatihan tengah dilakukan di Desa Gemarang, Saradan, Madiun dan diikuti 20 orang yang dipilih dari beberapa eks lokalisasi Guyangan Nganjuk, Gude Madiun dan Kedung Banteng. Mereka dilatih oleh trainer dari Balai Latihan Kerja Disnaker.
Pelatihan selama 20 hari, lanjut Indera, materinya disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pesertanya yakni para mantan wts atau wanita harapan . “Kebanyakan mereka menginginkan pelatihan untuk kerja rumahan seperti tataboga, pembuatan souvenir dan cara membuka toko di rumah,” ungkap Indera.
Menurutnya, banyak juga yang ingin membuka konveksi skala rumahan. “Yang paling penting bagaimana wanita harapan ini bisa diterima di tengah masyarakat layaknya warga umum,” tandasnya.
Setelah pelatihan, bagiĀ  mereka ingin berusaha sendiri, maka Dinsos Jatim siap memberikan bantuan penguatan modal sebesar Rp 2juta. Bantuan ini berbeda dengan bantuan yang diberikan kementerian sebesar Rp 5 juta 50ribu danĀ  dari pemprov sebesar Rp 3juta. Untuk melihat hasilnya, Dinsos Jatim akan mengawal terus hingga para wanita harapan ini sukses. “Mereka akan terus dibimbing dibina,” ungkapnya. [rac]

Tags: