Pemprov Jatim Turun Tangan Atasi Banjir Sidoarjo

Wakil Bupati Sidoarjo memberi penjelasan dalam Rakor dengan pihak Propinsi Jawa Timur. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Kondisi banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, khususnya di Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng hingga kini, lebih dari satu bulan belum ada tanda-tanda surut. Bahkan semakin dalam akibat hujan juga terus mengguyur wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.
Prehatin dengan kondisi tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung turun tangan memerintahkan Kepada Kepala BPBD Jatim, Bakorwil Malang, Kepala Biro Kesos Jatim untuk melakukan koordinasi dengan Wakil Bupati Sidoarjo bagaimana cara penyelesaian dengan segera agar warga tidak terus-terusan terendam air.
Usai rapat koordinasi di Pendopo Kabupaten Sidoarjo (17/2), Kepala BPBD Sidoarjo Suban Wahyudiono ST MT mengatakan, dalam waktu pendek ini Pemprov Jatim akan mencarikan solusi, yakni dengan mengirimkan sebanyak 5 pompa besar, dengan kapasitas 12 ribu kubik per detik, ditambah lagi 2 pompa dari BPBD Sidoarjo. “Secara teknis pelatakannya akan dilakukan nanti di lokasi. Baik teknis penempatan pompa dan teknis pembuangannya airnya mau di kemanakan itu nanti kita lihat kondisi di lokasi,” pungkas Suban Wahyudiono.
Lanjutnya, jadi pompa-pompa tersebut harus sudah terealisasi sekarang ini dengan segera. Jadi penanganan jangka pendeknya kita pompa dulu, berikut kita program dengan jangka menengah dan panjang apa biar warga tidak selamanya kebanjiran.
“Tim kami sudah turun sejak kemarin untuk memantau kondisi lokasi. Secara teknis kami akan koordinasi dengan BPBD Sidoarjo dan Camat Tanggulangin untuk pembuangan airnya diarahkan kemana,” jelas Suban Wahyudiono.
Sementara itu Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin juga menegaskan akan mengkaji penetapan status tanggap darurat ini akan segera kami matangkan supaya penanganan bisa lebih maksimal. Karena semuanya terlibat dalam penanganan banjir yang sudah dua bulan lebih itu.
“Jadi kalau ditetapkan tanggap darurat semua lintas sektor bisa ikut terlibat untuk menanganinya. Sementara penempatan pompa akan dibahas di lokasi, jadi tidak bisa penempatan pompa dibahas dalam kantor,” tegas Cak Nur_sapaan akrabnya.
Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawiro menambahkan pihaknya juga akan mensiagakan sebanyak enam pompa. Jadi selain dari Prompinsi Jatim ada 5 pompa besar, kami dari Sidoarjo juga akan menyiapkan 6 pompa agar genangannya bisa cepat terastasi. “Sehingga warga bisa beraktivitas seperti semula,” katanya.
Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) Pemkab Sidoarjo juga sudah berupaya melakukan pengurangan dan penghambatan volume dibet air (contra flow) di sungai Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Contra flow ini, dilakukan untuk mengatasi banjir di Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang sudah berlangsung hampir 3 minggu tak kunjung surut itu.
Petugas Operasi dan Pemeliharan Dinas PUBM dan SDA Pemkab Sidoarjo, Ismuji mengatakan secara teknis pemasangan contra flow dengan cara diberi pipa paralon. Tujuannya mengantisipasi air pasang atau menghambat air pasang dari laut. Pemasangan ini, fungsinya tidak mengganggu aliran air sungai. “Akan tetapi, kalau air laut tidak pasang maka dapat dibuka. Sehingga saluran air sungai itu dapat mengalir normal seperti biasa. Makanya, akan diberlakukan sistem buka tutup karena adanya pipa paralon itu,” katanya.
“Penyebab tingginya volume air itu, tidak hanya karena curah hujan tinggi saja. Melainkan adanya saluran air di lima titik di Desa Kedungbateng yang tertutup tanah. Seharusnya air langsung masuk ke saluran Bahgepuk, sekarang mala mengalir ke desa hingga memicu banjir itu, ” imbuhnya.[ach]

Tags: