Pemprov Kerahkan Tim Gabungan

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menerima cenderamata dari Wabup Mimika Johannes Rettob yang hadir bersama rombongan di Gedung Grahadi, Senin (30/9) malam. [Adit hanata utama]

Wabup Mimika Pastikan Tak Ada Pengungsi Kelaparan
Pemprov, Bhirawa
Tim gabungan dari BPBD, Dinas Sosial dan Bakesbangpol Jatim mulai bergerak ke Papua untuk mendata warga Jatim di Wamena. Hal ini disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai menghadiri pengambilan sumpah jabatan Pimpinan DPRD Provinsi Jatim Masa Jabatan 2019-2024, Senin (30/9).
“Tim dari BPBD, Dinas Sosial, dan Bakesbangpol (Jatim) sudah bergerak ke Papua. Ada titik di Sentani ada titik di Wamena,” kata Khofifah.
Sebagaimana diketahui, sejak Senin (23/9) lalu kerusuhan akibat konflik sosial yang membuat warga mengungsi. Pada Hari Minggu (29/9) 40 warga Jatim yang mengungsi dari Wamena dipulangkan ke daerah masing-masing. Mereka sempat transit di Asrama Transito Disnakertrans Jatim.
“Kemarin memang sudah ada yang datang. Baik dari Semarang maupun dari Makassar turun Juanda (Surabaya). Kami ingin komunikasikan ke mereka (pengungsi asal Jatim, red), jika ingin balik silahkan,” ujarnya.
Mantan Menteri Sosial mengaku sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kemenhub agar menyiapkan armada laut. “Kemarin juga sudah ada dua Hercules dari Malang ke Wamena. Kalau mereka ingin pulang kami siapkan itu. Apakah mereka akan kembali, mengambil posisi kerja di mana setelah mereka pulang, nanti akan kami komunikasikan kembali,” katanya.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, sebenarnya sudah punya data jumlah warga Jatim pengungsi Wamena. Asosiasi masyarakat Jawa-Madura di Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura, Papua, terus mengirim data. “Jadi kami update terus tentang kondisi mereka di sana. Tapi soal jumlahnya, sebaiknya saya sampaikan nanti kalau sudah terverifikasi. Kami juga punya grup WA untuk update-nya,” ujarnya.
Ditemui ditempat terpisah, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, berbagai upaya dilakukan Pemprov untuk membantu pemulangan warga Jatim dari Papua. Salah satunya ialah membentuk posko di Jayapura untuk melakukan pendataan warga Jatim.
Emil mengakui, Mimika menjadi salah satu tempat tujuan untuk mengamankan diri dari daerah rawan di Papua. “Hari ini sudah ada yang datang juga sebanyak 16 warga Jatim dari Papua dan totalnya sampai saat ini sudah 44 warga Jatim yang pulang sampai ke keluarganya,” tutur Emil usai menemui Wakil Bupati Mimika di Gedung Negara Grahadi, Senin (30/9) malam.
Sementara itu, Wabup Mimika Johannes Rettob mengatakan, situasi di daerahnya saat ini sangat kondusif. Di daerahnya, terdapat 84 pengungsi asal Jatim yang sebagian sudah berangsur pulang secara bertahap. “Mereka memiliki keinginan untuk pulang ke Jatim. Tapi ada sebagian yang hanya ingin pulang untuk bertemu keluarganya dan kembali ke Papua,” ungkap dia.
Johannes menegaskan, pemerintah daerah setempat telah memberikan jaminan keamanan bagi setiap pengungsi yang ada di sana. Bahkan mereka dipastikan tidak boleh kelaparan termasuk pakaian para pengungsi yang semula mereka hanya memiliki baju yang melekat di badan. “Kita sama-sama melakukan koordinasi dengan Pemprov Jatim maupun Pemprov Papua,” ungkap dia.
Disinggung tentang kondisi di Wamena. Johannes mengaku telah mendapat informasi dari Pemda setempat bahwa situasinya telah aman. Namun, tidak dapat dipungkiri ada rasa trauma dari masyarakat setempat, khususnya para pendatang.
Selain berkordinasi tentang kondisi warga Jatim di Mimika, Johannes juga menyampaikan harapannya terkait anak-anak Papua khususnya dari Mimika yang saat ini sedang menjalankan studi di berbagai daerah di Jatim. Pihaknya berharap para pelajar asal Mimika itu tetap melanjutkan sekolahnya di Jatim, meskipun sudah ada beberapa anak yang minta pulang ke Papua.
“Kami titip anak-anak kami ke Pemprov Jatim untuk bisa tetap betah bersekolah. Saat ini, sudah ada 17 dari pelajar Mimika yang pulang. Kita berharap, mereka akan kembali lagi untuk melanjutkan studinya,” tutur Johannes. Di Jatim, pihaknya mengaku ada sekitar 300 pelajar dan mahasiswa yang melakukan studi. Sebagian dari mereka ada yang kuliah secara mandiri ada pula yang mendapatkan beasiswa afirmasi. [geh,tam]

Rate this article!
Tags: