Pemprov Kesulitan Tutup Lokalisasi Mojokerto

Lokalisasi mojokertoPemprov Jatim, Bhirawa
Upaya penutupan lokalisasi di Kota Mojokerto hingga saat ini masih belum bisa dilakukan. Padahal dari 47 lokalisasi di Jatim seluruhnya sudah berhasil ditutup, dan hanya menyisakan lokalisasi Balongcangkring yang ada di Kota Mojokerto.
“Balongcangkring memang sulit ditutup karena sejak awal mereka tidak mau mendapatkan stigma lokalisasi,” kata Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Jatim, Drs H Hizbul Wathon MM, Senin (21/9).
Selain itu, pemerintah Kota Mojokerto hingga saat ini juga jalan ditempat dan terkesan membiarkan keberadaan lokalisasi tersebut sehingga Pemprov Jatim juga tak bisa berbuat banyak. “Kami hanyalah mengimbau pengelola Balongcangkring untuk membersihkan praktek lokalisasi yang bercampur dengan kegiatan sosial,” kata dia.
Karakter lokalisasi di Kelurahan Balongcangkring, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto itu memang berbeda dari komplek lokalisasi yang sudah di tutup di Jatim. Selain pengelolanya dekat dengan salah satu elit di Mojokerto, lokalisasi tersebut juga bercampur dengan kegiatan sosial lainnya.
Sementara itu, setelah berhasil menutup 46 lokalisasi di seluruh wilayah di Pemprov Jatim saat ini juga mulai melakukan kegiatan lanjutan paska penutupan. Pendataan kembali para mantan WTS dan Mucikari juga dilakukan. “Sehingga mereka yang telah beralih profesi juga terus bisa dipantau, misalnya kini mereka kerja apa, juga soal penularan HIV/AIDS,” ujarnya.
Tak hanya itu, pemprov bersama kabupaten/kota, ulama dan masyarakat meningkatkan pengawasan serta pencegahan terhadap lokalisasi yang telah ditutup dan tempat lain yang dicurigai sebagai prostitusi terselubung.
Menurut dia, gubernur berharap masing-masing SKPD agar memprioritaskan program pemberdayaan dan penanganan kemiskinan serta penciptaan lapangan kerja alternatif di wilayah desa, kecamatan asal eks WTS dengan memanfaatkan kearifan lokal. Ini sebagai upaya mengawal dan mengadvokasi eks WTS dengan terkoordinatif, integratif, holistik dan humanistik.
Sekadar catatan, di Provinsi Jatim pada awal 2011 lalu terdapat 47 lokalisasi dan 7.127 orang WTS yang tinggal di wisma. Hingga Juni 2015, telah ditutup sejumlah 46 lokalisasi dan masih tersisa hanya satu lokalisasi di Kota Mojokerto dengan jumlah WTS sebanyak 89 orang. [iib]

Tags: