Pemprov Komitmen Tekan AKI/AKB di Jatim

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menggendong salah satu bayi disela-sela acara diskusi tentang kesehatan ibu hamil yang digelar salah satu produk susu di Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim berkomitmen menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) saat melahirkan di Jatim. Caranya dengan menggelar berbagai bentuk sosialisasi serta pendidikan kesehatan.
“Banyak yang harus dilakukan untuk semakin meminimalisasi angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan,” ujar Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf, di sela diskusi tentang kesehatan ibu hamil yang digelar salah satu produk susu di Surabaya, Minggu (30/7).
Menurut dia, semakin sedikitnya angka kematian ibu dan bayi membuat pembangunan Jatim di bidang kesehatan terukur sehingga berbagai upaya yang dilakukan dari berbagai pihak harus diapreasiasi.
Setiap tahunnya, kata dia, angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan terus menurun di Jatim, yakni saat ini angkanya untuk kematian ibu sebanyak 91 per 100 ribu kelahiran, sedangkan bayi mencapai 23 per 100 ribu kelahiran.
“Jumlah ini menurun karena pernah mencapai 100 lebih per 100 ribu kelahiran, kemudian menurun 97 ibu dan sekarang bisa dimininalisaai. Ke depan harus semakin menurun dan semoga semakin sedikit,” ucap Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Selain upaya pemerintah dibantu pihak-pihak terkait, lanjut dia, upaya menekan angka kematian ibu dan bayi juga harus dilakukan oleh  pribadi maupun keluarga. Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu menyebut faktor gizi ibu maupun bayi sejak di dalam rahim menjadi hal penting dan tak boleh terabaikan, terutama menjaga gizi sejak 1.000 hari pertama kehidupan.
“Sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun akibat asupan gizi ke anak harus optimal. Sebab jika tidak maka kondisi gizi anak dikhawatirkan buruk dan berpengaruh terhadap kesehatan ibu serta bayinya,” katanya.
Di sisi lain, fasilitas kesehatan di Jatim saat ini diharapkan mampu dimanfaatkan banyak pihak sehingga masyarakat terbiasa dengan pola hidup sehat yang berimbas pada tingkat kesejahteraan.
Di Jatim, fasilitas kesehatannya yakni terdpaat 369 rumah sakit, 964 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), 2.268 Puskesmas Pembantu (Pustu), 3.213 Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) dan 3.900 Pondok Bersalin Desa (Polindes).
“Tentu saja kalau masyarakatnya sehat maka pola hidupnya terjaga dan menjalankan aktivitas atau bekerja tidak terganggu,” kata Gus Ipul yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Kohar. [iib]

Tags: