Pemprov Latih Santri Kelola Industri Videografi

Dr Ir Budi Setiawan MMT

Dr Ir Budi Setiawan MMT

Pemprov, Bhirawa
Keberadaan pondok pesantren (ponpes) kini tak hanya sebatas sebagai tempat menuntut ilmu dan agama dan kaderisasi ulama, tapi juga telah menjadi salah satu pilar pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Itu dibuktikan dengan banyaknya ponpes yang memiliki usaha mandiri yang bermanfaat untuk santri dan masyarakat sekitar ponpes.
Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim memfasilitasi pengembangan industri elektronika dan telematika melalui kegiatan Pelatihan Start-Up Pengelolahan Industri Videografi, yang ditujukan pada santri kreatif dari beberapa ponpes bekerjasama dengan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jatim.
“Potensi technopreneur dapat pula dikembangkan di ponpes sebagai lembaga tradisional. Disamping menjadi kaderisasi ulama, pesantren juga dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya,” kata Kepala Disperindag Provinsi Jatim, Dr Ir Budi Setiawan MMT, saat membuka Pelatihan Start Up Pengelolaan Industri Videografi, di Hotel Country Heritage Surabaya, Selasa (15/7).
Diakui atau tidak, lanjut Budi Setiawan, pemberdayaan pesantren dalam bidang ekonomi saat ini masih tergolong minim. Fokus utama pesantren memang terletak di bidang pendidikan, akan tetapi seharusnya pesantren dapat memberikan kontribusi lebih lanjut kepada lingkungan disekitarnya, khususnya terkait pengembangan ekonomi kreatif berbasis pesantren.
“Didasari pemikiran bahwa pesantren memiliki potensi untuk menjadi pusat pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Kita ingin menyebarkan virus kewirausahaan kepada para santri,” ungkapnya.
Oleh karena itu, katanya, melalui kegiatan ini, Disperindag Provinsi Jatim berharap dapat meningkatkan keterampilan para santri serta menumbuhkan sense of business para santri. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk wirausaha-wirausaha muda potensial yang agamis.
Menurut mantan Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim ini, videografi merupakan media yang banyak digunakan untuk mendokumentasikan moment atau kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat dinikmati dikemudian hari.
Dijelaskan, videografi merupakan salah satu industri kreatif digital yang sedang tren. Sebab pemanfaatannya bukan hanya dari segi teknologi alat perekamnya saja, tetapi juga dituntut skiil atau kemampuan yang baik dan kreatifitas.
“Jika kita hanya memanfaatkan teknologinya saja maka videografi tidaklah memiliki nilai jual yang tinggi, karena apabila setiap orang mampu untuk membeli maka jasa videografi tidak akan digunakan,” jelasnya.
Kepala Bidang Industri Alat Transportasi Elektronika dan Telematika Disperindag Provinsi Jatim, Dr Ir Drajat Irawan SE MT menambahkan, industri kreatif Indonesia memberikan kontribusi rata-rata sebesar 4,74 persen terhadap perekonomian Indonesia pada periode tahun 2002 – 2006.
Dari sisi aktivitas perusahaan, jumlah perusahaan industri kreatif menduduki peringkat keenam dari 10 sektor lapangan usaha utama yang diamati dengan jumlah rata-rata sebesar 1,2 Juta perusahaan dari total 42 Juta perusahaan yang ada di Indonesia.
“Dari segi pertumbuhan, jumlah perusahaan sektor industri kreatif tumbuh sebesar 10,52 persen per tahun, lebih besar dari pada pertumbuhan jumlah perusahaan rata-rata yang hanya mencapai angka 7,7 persen per tahun,” katanya. [iib]

Tags: