Pemprov Rencana Pindah Kampung Kumuh Tambakasri

Kampung Kumuh TambakasriPemprov Jatim,  Bhirawa
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur merencanakan akan memindahkan warga kampung 1001 malam Kelurahan Dupak Bandarejo, Kecamatan Krembangan, Surabaya secara bertahap. Setidaknya ada 200 KK atau sekitar 3000 orang akan mendapatkan tempat tinggal di permukiman yang lebih layak disbanding permukiman saat ini yang kumuh di bawah tol Tambakasri tersebut.
Untuk bisa merealisasikan pemberian permukiman baru yang layak itu,  maka Dinas Sosial Jatim masih akan dibicarakan bersama konsepnya dengan Pj Walikota Surabaya,  Nurwiyatno dalam waktu dekat ini.
“Bayangkan saja ribuan  anak-anak dan orang tua hidup di bawah jembatan tol Tambakasri Surabaya. Maka pemerintah harus hadir disana,” kata Kabid Rehsos Dinas Sosial Jatim, Indra Istianto sesuai melihat langsung lokasi 1001 malam, di Kelurahan Dupak Bandarejo, Kecamatan Krembangan, Surabaya, Senin malam (6/10).
Konsep Dinas Sosial Provinsi Jatim ini, lanjutnya, melibatkan juga sejumlah SKPD lainnya turut bergabung dalam menangani kaum pinggiran kota Surabaya yang belum tersentuh itu. Semisal Dinas Tenaga Kerja, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Badan Pemberdayaan Perempuan.
”Selain itu, kita juga akan libatkan masyarakat, tokoh agama, LSM hingga media massa,” tambahnya.
Di sisi lain, Indra juga solusi yang diberikan bisa mencontoh program “Desaku Menanti”. Program yang di mulai sejak 2014  itu, berupa pemberian rumah gratis bagi 35 kepala keluarga (KK) pada tahap awal, dan tahap kedua 15 rumah untuk 15 KK.
Rumah Gratis itu  diperuntukkan bagi gelandangan dan pengemis yang telah mendapatkan binaan dari UPT Rehabilitasi Sosial. Selama menempati rumah, mereka nantinya juga akan mendapatkan pendampingan dengan berbagai program, misalnya Kelompok Usaha Bersama (KUBE) berupa pengembangan ternak kambing, kerajinan dan lainnya.
“Di sekitar rumah mereka juga banyak areal sawah yang belum tergarap, mereka nantinya juga bisa bercocok tanam,” katanya.
Sebelum menempati rumah, UPT Rehabilitasi Sosial juga telah memberikan pembekalan bagi penerima rumah dengan berbagai macam ketrampilan. Pembekalan ketrampilan ini dimaksudkan agar hidup mereka bisa mandiri dan tidak kembali kepekerjaan awal. yakni sebagai pengemis atau gelandangan.
Beberapa contoh pelatihan ketrampilan yang diberikan misalnya usaha bakso termasuk cara membuatnya, salon kecantikan, beternak, meubeler, pertukangan dan lainnya. “Untuk 2016 ini, kita rencananya akan membangun 50 rumah untuk 50 KK di Desa Kedung Kandang, Kota Malang. Lahannya sudah siap kerjasama dengan Pemkot Malang,” tandasnya.
Sebelumnya, Kampung 1001 Malam letaknya di bawah Jembatan Tol Dupak, dan di tepi sungai. Untuk menuju ke Kampung 1001 Malam,  selepas turun dari kendaraan harus melewati bawah jembatan dan berjalan menunduk selama kurang lebih 5 menit.
Kampung 1001 Malam yang dihuni sekitar 200 Kepala keluarga (KK) berada di Kelurahan  Dupak Bandarejo, Kecamatan Krembangan. Salah satu tokoh masyarakat, Sudarjo yang akrab dipanggil Bejo  mengungkapkan, sejarah disebut Kampung 1001 Malam, karena untuk menuju ke kampung harus melewati jalan setapak di bawah jembatan yang kondisinya gelap
“Dinamakan 1001 malam karena masuk Jembatan Tol yang gelap, kemudian keluar jembatan. Kampung ini berada disebelah sungai, danau dan Tol,” tutur pria paruh baya ini.
Bejo mengungkapkan, sebelum dihuni warga, kawasan sekitar kampung 1001 malam digunakan sebagai tempat persembunyian pelaku tindak pidana. “Kami tempati daerah ini, karena dulunya sering digunakan “Bajing Loncat” untuk pelarian,” ungkapnya.
Bejo berharap kampung yang berdiri sekitar tahun 1990-an terus perhatian pemerintah, sebab   sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai Pemulung.  [rac]

Tags: