Pemprov Jatim Siapkan 33 Hotel untuk Karantina PMI

Gubernur Khofifah saat menyapa para pedagang di Pasar Bluto di sela kunjungannya ke Kabupaten Sumenep, Selasa (18/1).

Pekan Depan Mulai Masuk Jatim Lewat Bandara Juanda
Pemprov Jatim, Bhirawa
Gelombang kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dijadwalkan akan berdatangan pekan depan. Bandara Juanda di Sidoarjo akan kembali dibuka sebagai pintu masuk bagi para pekerja migran dari luar negeri. Sebagai antisipasi, Pemprov Jatim mulai menyiapkan berbagai fasilitas untuk karantina seperti hotel dan sejumlah fasilitas milik pemerintah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyiapkan sejumlah strategi pengamanan dan penanganan, agar kedatangan PMI ini tidak menjadi celah masuknya virus covid-19 varian omicron ke Jatim.
“Mulai tanggal 26 Januari 2022 ini PMI Jatim sudah mulai masuk dari Juanda. Kalau sekarang PMI lewat bandara Soekarno Hatta, tapi bahwa mulai 26 akan masuk lewat Juanda. Ini kita harus siapkan dengan sangat serius,” tegas Khofifah saat diwawancarai di Pasar Bluto Kabupaten Sumenep, Selasa (18/1).
Lebih lanjut ditegaskan Gubernur Khofifah bahwa upaya dan strategi pengamanan dan pengamanan telah dirancang sejak akhir tahun 2021 lalu. Tepatnya pada tanggal 31 Desember 2021 lalu, Gubernur Khofifah bersama Kepala BNPB juga Menteri Perhubungan telah berkoordinasi serius hingga cek lapangan. Mereka turun melakukan peninjauan mulai ke bandara Juanda hingga ke tempat-tempat yang rencananya akan dijadikan sebagai tempat karantina bagi pekerja migran yang datang dari luar negeri.
“Kami sudah cek lapangan dari mulai airport, dan tempat-tempat karantina. Ada 33 hotel disiapkan (untuk tempat karantina), lalu ada asrama haji, ada tempat badan diklat kemenag, juga LPMP, kita sudah tinjau masing-masing unit untuk karantinanya,” tambah Khofifah.
Skenario penanganan juga telah disiapkan jika ada yang diketahui positif covid-19. Pasalnya begitu pekerja migran itu turun dari pesawat, mereka akan langsung dilakukan tes PCR. Jika ada yang gejala sedang sampai berat maka telah disiapkan rumah sakit sebagai rujukan utama yaitu ke RSUD Dr Soetomo.
Rumah sakit tipe A milik Pemprov Jatim itu sengaja ditunjuk sebagai rujukan utama karena di rumah sakit itu telah siap layanan pasien covid-19 yang benar-benar telah terpisah dari layanan maupun perawatan pasien non covid-19. Meski begitu dipastikan sejumlah rumah sakit lain juga diposisikan siaga. Agar jika ada lonjakan kasus eksponensial layanan kesehatan telah dalam kondisi siap siaga.
Sebab selain untuk berjaga dalam rangka kedatangan pekerja migran, layanan kesehatan di Jatim juga harus bersiap antisipasi pada lonjakan kasus covid-19 sebagaimana telah diperingatkan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurutnya akan ada lonjakan kasus covid-19, pada pertengahan bulan Februari mendatang. “Kita sudah koordinasi agar tempat-tempat isolasi terpusat kembali diaktivisi termasuk dengan nakes dan segala alatnya. Sehingga misalnya jika ada lonjakan covid-19 seperti tahun lalu kita sudah siap,” tegasnya.
Berkaca pada terjadinya lonjakan kasus secara eksponenesial di Jatim pada pertengahan tahun 2021 lalu, di Jatim terjadi kelangkaan oksigen dan juga membludaknya pasien hingga pasien meluber melebihi kapasitas rumah sakit. Khofifah mengimbau hal tersebut diharapkan tidak terjadi lagi tahun ini.
“Alhamdulillah sekarang sudah banyak oksigen konsentrator. Tinggal dicolokkan arus listrik maka akan langsung mengisi oksigen dengan sendirinya. Maka kita harus cek kembali di setiap layanan untuk pasien covid-19 harus punya oksigen konstentrator,” pungkas Khofifah. [tam.wwn]

Tags: