Pemprov Siapkan Kompensasi Warga Terdampak Pembangunan Kilang Minyak

Foto: ilustrasi kilang minyak

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak memastikan bahwa pembebasan lahan untuk proyek kilang minyak di Tuban masih terus berlangsung. Tim pemprov pun sudah menemui warga setempat. Hasilnya, sebagian warga masih belum mau rela untuk melepas lahannya.
“Kita dari tim Pemprov sudah menemui perwakilan mayarakat, karena kita sangat menyadari nereka juga punya aspirasi,” kata Emil, ditemui usai rapat paripurna di DPRD Jatim, Kamis (21/3) kemarin.
Emil berharap lahan milik warga yang terkena dampak pembangunan bisa dibebaskan. Sebab, proyek ini diperuntukkan bagi kemaslahatan Indonesia, khususnya Jatim.
“Kita meyakini kalau ada komunikasi lebih intens yang terjalin mengenai manfaatnya dan komitmen kepada masyarakat setempat, Insya Allah ada titik temu. Ini perbaikan nasib, bukan merugikan atau memarjinalkan mereka,” ujarnya.
Manfaat yang dimaksud Emil dari proyek kilang minyak ialah untuk menjaga ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM). “Kalau bangun kilang gak ada minyaknya gak dapat growth oil-nya. Ini pembangunan yang besar butuh lahan yang luas,” tambah Emil.
Di sisi lain, ia menyebut proyek ini perlu didiukung karena PT Pertamina-Rosneft menganggap bahwa investasi di Jatim memiliki keunggulan karena memiliki pasar besar. “Kita bilang ini bagus. Marketnya besar dan bisa membangun industrinya. Ini kepentingan negara. Yang tidak membebani proyek. Hitungannya pengembangan ekonomi setempat,” ungkapnya.
Emil menyebutkan bahwa kompensasi untuk warga sudah tersedia. Nantinya, kompensasi itu akan diterima tiap rumah tangga. Meski begitu, ia belum mau membeberkan nominal penggantian tersebut.
Untuk diketahui, kilang minyak Tuban ini memiliki nilai investasi sebesar US$15,6 milliar atau setara lebih dari Rp330 trilliun. Diperkirakan, kilang tersebut mampu memproduski 300 ribu barrel per hari, sekaligus menjadi yang terbesar di Indonesia.
Total, kilang minyak ini akan berdiri di atas lahan 1100 hektar. Rinciannya, 800 hektar dibangun di Kecamatan Jenu dan 300 hektar reklamasi. Di Jenu sendiri posisi kilang ada di tiga desa, yakni Desa Sumur Geneng, Desa Wadung dan Desa Wedoso. [geh]

Tags: