Pemuda Binaan Dispora Jatim Juara JPI

Adegan para pemuda memberikan edukasi ke pengrajin gerabah di Desa Dusun Precet, Desa Plumpungrejo, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar di film pendek Spirit Pemuda Jatim Membumikan Pancasila. ist

Sempat Ciut Nyali Nggarap Film Spirit Pemuda Jatim Membumikan Pancasila
Surabaya, Bhirawa
Prestasi gemilang kembali diraih oleh pemuda binaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim. Ditengah pandemi Covid-19, 14 pemuda Jatim berhasil meraih juara Jambore Pemuda Indonesia (JPI) tahun 2020 dengan menyuguhkan film pendek dengan tema Pemuda Jatim Membumikan Pancasila.
Film pendek Pemuda Jatim Membumikan Pancasila berdurasi 19 menit 59 detik dibuka dengan sambutan Kepala Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim Supratomo mengenai peran dan tantangan pemuda di era digital.
Setelah itu scene berubah menampilkan para pemuda menari tari tarian Pramudya Abhinaya (Semangat Pemuda) dengan latar belakang Candi Penataran, Blitar.
Selanjutnya ada dua pemuda bernama Esa yang diperankan Esa Nuriza Ardani dan Dinal diperankan Aghdinal Brillian A.M. Keduanya ingin mengenal potensi Kota/Kabupaten Blitar yang menurutnya memiliki banyak potensi, baik terkait kepemimpinan di kota Blitar lahir Presiden Pertama RI Soekarno, kemudian tempat budaya dengan Candi Penataran dan Candi Simping yang dikenal sebagai tempat perabuan Raja Majapahit Raden Wijaya.
ESa dan Dinal melihat para pemuda berlatih menari di Pendopo Agung Ronggo Hadinegoro dan juga ikut terlibat diskusi dengan para pemuda. Disini ditekankan bahwa para pemuda harus memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat dan mau menerima argumen dari lawan diskusi.
Selanjutnya Esa dan Dinal juga mengunjungi makam Presiden Soekarno yang didalamnya terdapat museum dan Perpustakaan.
Film dilanjutkan dengan melihat suasana Dusun Precet, Desa Plumpungrejo, Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar yang dikenal dengan Kampung Gerabah.
Esa dan Dinal sempat bertemu dengan pemuda yang memiliki usaha gerabah namun masih melakukan penjualan secara konvensional dengan cara menawarkan produk gerabahnya menggunakan sepeda dan ronjot yang terbuat dari bambu.
Pedagang itu mengeluh karena barang dagangannya sulit untuk dijual. Lantas dengan semangat bergotong royong para pemuda mendatangi pengrajin gerabah dan memberikan edukasi untuk menjual produk mereka dengan cara online.
Singkat cerita, film ditutup kedua pengusaha muda gerabah yang melihat handphone dengan tersenyum karena produknya banyak yang memesan.
Film ini digarap dengan elegan oleh Akhsin Al Fatah selaku produser, Angger Tsu (director) dan production House Dispora Jatim itu memberikan pesan pentingnya Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Ada unsur kepemimpinan, demokrasi dan gotong royong, kemudian dilanjutkan dengan pentingnya para pemuda mengusai teknolgi.
Dihubungi melalui telepon genggamnya Angger Tsu mengaku bangga karena film itu bisa meraih juara JPI yang digelar oleh Kemepora.
Ia sendiri mengaku sempat ciut nyali untuk terlibat dalam pembuatan film tersebut, karena waktunya sangat pendek yakni dua hari.
“Mental saya sempat ciut karena film ini membawa Jatim di ajang JPI. Produksi dimulai tanggal 11 hingga 12 Desember, kemudian proses editing 13-14 Desember dan tanggal 15 diserahkan ke Dispora,” tutur pemuda kelahiran Blitar 1990 itu.
Namun ia juga memberikan apresiasi kepada para pemain dan kru yang sudah bekerja keras hingga film itu meraih prestasi terbaik di tingkat nasional. “Terus terang saya sudah membuat beberapa film pendek, tapi penggarapannya tidak secepat membuat film ini,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dispora Jatim, Supratomo menjelaskan, sebenarnya tahun ini Jatim menjadi tuan rumah penyelenggaran JPI, namun karena pandemi maka pihak Kemenpora menggunakan konsep digital, dimana pertemuan dan pagelaran dilaksanakan via online.
Akhirnya Pempro Jatim melalui Dispora Jatim menyuhkan konten digital dengan mengankat tema Spirit Pemuda Jawa Timur Membumikan Pancasila”. bahwa
“Melalui kegiatan JPI virtual Tahun 2020 terlahir spirit (semangat) pemuda Jatim memberdayakan kearifan lokal berbasis nilai-nilai pancasila,” kata Supratomo.
Ia juga menjelaskan menghadapi tantangan dunia abad 21 sekarang ini yang dikendalikan oleh revolusi digital, para pemuda harus memiliki trilogi kecakapan abad 21, yaitu karakter, kompetensi dan literasi. “Pemuda dituntut untuk berpikir kritis, inovatif dan kreatif agar mampu menerapkan kecakapan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Jambore Pemuda Indonesia 2020 kita ingin mengajak pemuda menyadari betapa pentingnya menguasai trilogi kecakapan abad 21,” katanya. [wawan triyanto]

Rate this article!
Tags: