Pemuda Bisa Berperan karena yang Tua Mau Mengalah

Sastrawan dan budayawan D. Zawawi Imron saat memberikan orasi kepemudaan di UIN Sunan Ampel Surabaya, Selasa (25/10). [adit hananta utama/bhirawa]

Sastrawan dan budayawan D. Zawawi Imron saat memberikan orasi kepemudaan di UIN Sunan Ampel Surabaya, Selasa (25/10). [adit hananta utama/bhirawa]

(Peringati Momentum Sumpah Pemuda)
Surabaya, Bhirawa.
Bangsa Indonesia menyimpan sejarah yang penting tentang perjuangan para pemuda. Salah satunya ketika Sumpah Pemuda digelorakan pada 28 Oktober 1928 untuk mempersatukan pemuda-pemuda di nusantara. Momentum itu tak pernah sirna kesuciannya hingga tiba masa sekarang.
Sastrawan dan budayawan ternama D. Zamawi Imron mengatakan, dalam falsafah Jawa Indonesia dikenal dengan istilah hamemayu hayuning bawono. Maknanya ialah mempercantik kecantikan bumi (Indonesia). Dalam arti luas, Zawawi menyebut istilah itu lebih pada semangat menjaga tanah air Indonesia.
“Siapa yang bertanggung jawab menjaga, ya pemuda,” tegas Zawawi Imron saat menjadi nara sumber dalam Orasi Kepemudaan Serta Traktat Keislaman dan Kebangsaan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Selasa (26/10).
Zawawi menyebut, ada catatan sejarah penting tentang pemuda di Indonesia. Salah satunya saat persiapan sumpah pemuda dilangsungkan. Rata-rata yang terlibat saat itu adalah anak-anak muda yang berusia di bawah 20 tahun.
“Waktu itu pemuda bisa berperan karena mereka sangat cerdas dan yang juga penting orang tua waktu itu mau mengalah,” tutur dia.
Zawawi lalu menyitir kata-kata Imam Syafi’i tentang pentingnya belajar di masa muda. “Kalau ada anak muda yang malas belajar di masa mudanya, maka takbirlah sebanyak empat kali sebagai tanda kematiannya,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menegaskan, pemuda masa kini menghadapi situasi berbeda. Hal itu ditandai dengan kemajuan informasi dan teknologi serta masuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tingkat persaingan pun menjadi kompetetif bukan hanya dalam satu negara, bahkan dunia secara luas.
Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, menyampaikan tiga pesan kepada pemuda saat ini. Pertama, pemuda harus memiliki kesadaran cinta Tanah Air. Menurut dia, cinta Tanah Air merupakan modal utama untuk menjadi bangsa unggul. “Kalau tidak begitu nanti tidak punya pijakan dan jati diri,” ujar mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Dia melanjutkan, pesan kedua yakni pemuda wajib meningkatkan daya saing dengan keunggulan kompetetif. Saat ini, pemuda-pemuda sudah memiliki keunggulan komparatif dan itu perlu dipertahankan. Tapi kompetitif itu wajib melengkapi diri dengan keterampilan yang cukup disamping ilmu. “Orang yang mendapat tempat itu orang yang memiliki keterampilan. Kalau bisa punya ijazah dan keterampilan, itulah yang diperlukan,” tegasnya.
Pesan ketiga yang disampaikan Gus Ipul ialah perlunya disiplin tinggi. “Kita harus mulai melatih diri kita untuk disiplin. Tidak ada bangsa yang maju tanpa ada kedisiplinan di dalam masyarakat,” ungkapnya. Dengan memiliki tiga hal itu, lanjut dia, pemuda Indonesia bisa menjadi manusia unggul dan menjadi masa depan bangsa. “Tidak ada pilihan lain sekarang ini,” pungkasnya. [tam]

Tags: