Pemuda Sidoarjo Antusias Menjadi Relawan Penolong Korban Bencana

Unsur relawan dari Brigade Penolong (BP) 1315 dari Kwarcab Pramuka Sidoarjo ikut membantu tugas Tagana Sidoarjo, saat ada kejadian bencana angin puting beliung di wilayah Kec Tulangan, belum lama ini. [alikus]

Sidoarjo, Bhirawa
Siapa bilang anak – anak muda mileneal di Kota Sidoarjo saat ini apatis, tidak peduli lagi dengan sesamanya yang sedang menjadi korban bencana alam. Buktinya, para pemuda yang tergabung dalam Brigade Peolong (BP) 1351 Kwarcab Prmuka Sidoarjo ini siap membantu tugas Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kab Sidoarjo yang terjadi bencana angin puting beliung.
Menurut Pembina Tagana Kab Sidoarjo, Kristian Yudi Arianto, justru di Kota Delta ini pemudanya sangat antusias untuk bergabung menjadi unsur relawan yang membantu petugas Tagana dalam menolong kejadian bencana yang terjadi.
“Mereka antusias kok. Mereka semangat sekali ikut dalam memberikan pertolongan saat ada bencana alam. Terbukti kini banyak sekali anak – anak muda yang ikut menjadi unsur relawan Tagana,” kata Yudi, yang juga ASN di Dinas Sosial Kab Sidoarjo itu, belum lama ini.
Mereka terpanggil ikut serta dalam unsur relawan karena terpanggil hati nuraninya dan senang menjalani tugas – tugas relawan. Bahkan meski mereka tak digaji namun apabila ada kejadian bencana, mereka siap untuk turun ke lapangan. ”Bersama Tim Tagana, mereka kompak bareng turun menolong korban dalam kejadian bencana,” kata Yudi, kembali.
Relawan dari anak muda ini, terdiri dari unsur para mahasiswa, anak – anak muda usai lulus SMA, anggota Pramuka dan Karang Taruna dan anak – anak muda umum lainnya. Kekompakan mereka dengan Tim Tagana di Sidoarjo tidak perlu diragukan lagi. Kegiatan terakhir unsur relawan ini bersama Tim Tagana dan Bazarnas, bersama – sama menolong korban anak asal Kec Krian, yang tenggelam di sungai di wilayah Kec Tarik.
Tentang Tim Tagana Sidoarjo sendiri kini personilnya berjumlah 50 orang. Mereka mempunyai SK dari Kemeterian Sosial. Tim Tagana di Kab Sidoarjo ini mulai terbentuk tahun 2006 lalu, saat itu karena muncul bencana Lumpur Lapindo. ”Personil Tagana di Sidoarjo paling muda usia 22 tahun, paling tua usia 62 tahun,” sebut pria yang kini sudah berusia 49 tahun itu
Setiap sebulan sekali, Tim Tagana Sidoarjo ini selalu melakukan rapat koordinasi. Mereka berkumpul untuk berjaga – jaga dan mempersiapkan diri, dalam upaya memberi pertolongan kepada korban bencana.
“Mempersiapkan fisik dan mempersiapkan peralatannya. Jangan sampai saat terjadi bencana, peralatan kami kurang atau rusak,” katanya.
Menurut ASN yang cukup senior di Dinas Sosial ini, peralatan Tim Tagana Sidoarjo dirasakan sudah cukup. Hanya saja perlu peremajaan kembali. Sejumlah peralatan yang dimiliki Tim Tagana Sidoarjo, ada dua perahu. Satu bantuan dari Provinsi dan satu bantuan dari CSR. Peralatan tenda dan peralatan dapur umum. [kus]

Tags: