Pemudik Terpaksa Gunakan Kapal LCT

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Banyuwangi, Bhirawa
Ratusan pemudik yang akan kembali ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, terpaksa menggunakan armada kapal Landing Craft Tank di dermaga Landing Craft Machine. Pengalihan ini untuk mereduksi antrean kendaraan di area parkir pelabuhan kapal ferri. Meski berbahaya karena randoor kapal goyang diterpa gelombang laut, pengendara roda dua dan empat berebut masuk ke dek kapal LCT yang disediakan pihak pelabuhan.
Kapal jenis LCT ini sejatinya digunakan untuk penyeberangan truk angkutan barang. Akibatnya, pemudik harus berebut celah dengan truk-truk besar yang akan menyeberang ke Bali. Selain LCT, sebagian unit kapal ferri juga sandar di dermaga LCM. Karena bukan dermaga yang semestinya, kapal-kapal ferri itu kerap bersenggolan dengan kapal LCT saat sandar.
Seorang petugas Syahbandar Pelabuhan Ketapang mengatakan, penggunaan kapal LCT bertujuan mengurai kepadatan kendaraan yang antre di dermaga ferri. Meski nampak antrean, tapi menginjak H+8 lebaran, antrean kendaraan tidak sepadat H+6 atau Minggu lalu. “Ini untuk mengurai kepadatan kendaraan di dermaga ferri,” ujar petugas yang enggan disebut namanya itu, Selasa (5/8).
Pantauan Bhirawa di dermaga LCM, petugas memaksa penumpang kendaraan roda dua, turun dari kendaraan saat naik ke kapal. Seruan ini menghindari kecelakaan karena ombak tinggi membuat randoor goyang.
Syahbandar mendirikan tenda pelindung bagi pengendara roda dua yang antre di dermaga LCM. Mereka rata-rata mengantre selama 30 menit sebelum masuk dek kapal LCT. Dermaga LCM di Pelabuhan Ketapang sejak Senin (4/5), dibuka untuk angkutan truk. Ratusan truk mulai memadati area parkir dermaga LCM. Petugas mengutamakan kendaraan pribadi naik ke kapal LCM.
Seorang pemudik, Slamet, mengatakan terpaksa naik Kapal LCT karena dianggap lebih cepat ketimbang mengantre di dermaga ferri. Selain itu, pihak pelabuhan tidak terlihat melarang pemudik menggunakan LCT. Menggunakan motor roda dua, Slamet bersama isteri dan satu anaknya harus ekstra hati-hati saat melewati randoor kapal. “Pelan-pelan saja, mas. Lebih cepat naik kapal ini (LCT),” ujarnya.
Adapun suasana di dermaga ferri nampak dipenuhi antrean kendaraan roda dua dan empat. Antrean di dermaga ferri memang lebih padat dan waktu tunggu lama karena volume kendaraan masih menumpuk meski tidak sampai meluber ke jalan raya. Kendaraan dari Pelabuhan Gilimanuk yang tiba di Pelabuhan Ketapang juga terpantau ramai. Pihak ASDP Cabang Ketapang memastikan puncak arus balik lewat Pelabuhan Ketapang terjadi pada Minggu, (3/8) lalu. Namun, gelombang arus balik masih terasa hingga akhir pekan ini. [mb5]

Rate this article!