Pemulihan Ekonomi Efektif, Kumulatif Ekspor Jatim Naik 18,52% YoY

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa

Pemprov, Bhirawa
Upaya pemulihan ekonomian di tengah pandemi Covid-19 terus menunjukkan tren yang positif di Jatim. Salah satu indikatornya ialah kenaikan angka ekspor Jatim sepanjang tahun 2021 yang mencapai 18,52 %.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Jatim pada Desember 2021 sebesar 2,05 Milliar US Dollar. Meski tercatat turun 6,05 persen dibanding November 2021, namun jika dibanding periode yang sama pada 2021 (YoY) tercatat mengalami kenaikan 14,97 persen. Nilai ekspor Jatim pada Desember 2020 sebesar 1,78 milliar US Dollar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Jatim pada 2021 tercatat 22,78 miliar USD, meningkat 18,52 persen dibandingkan 2020 sebesar 19,22 miliar USD. Kenaikan nilai ekspor Jatim 2021 disebabkan oleh naiknya ekspor baik sektor migas maupun nonmigas secara simultan.
Nilai ekspor migas selama 2021 mencapai 1,48 miliar USD meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan 2020 yang mencapai 0,95 miliar USD. Sedangkan nilai ekspor non migas selama tahun 2021 mencapai 21,30 miliar USD meningkat 16,59 persen dibanding 2020 yang mencapai 18,27 miliar USD.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kinerja ekspor yang terus meningkat adalah bukti kinerja pemulihan ekonomi di Jatim berjalan efektif dan optimal. “Ini bukti pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di Jatim berjalan efektif dan optimal,” katanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (20/1).
Perhatian Pemprov Jatim erhadap koperasi dan UMKM melalui pemberian permodalan, pinjaman murah, pelatihan, fasilitasi pemasaran membuahkan hasil yang positif. “Beberapa kali saya melakukan temu bisnis diberbagai provinsi di luar pulau untuk membuka pangsa pasar baru bagi produk-produk petani dan UMKM Jatim,” tutur mantan Menteri Sosial ini.
Struktur ekspor Jatim menurut sektor pada tahun 2021 masih didominasi oleh nonmigas dengan kontribusi sebesar 93,51 persen dari nilai total ekspor. Ekspor sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang terbesar ekspor Jatim yaitu mencapai 19,54 miliar USD atau 85,79 persen. Angka itu naik 18,05 persen dibanding 2020.
Disusul berikutnya sektor pertanian sebesar 1,70 miliar USD atau 7,45 persen (meningkat sebesar 1,84 persen dibandingkan 2020). Di sektor migas sebesar 1,48 miliar USD atau 6,49 persen (meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan tahun 2020), selanjutnya sektor pertambangan dan lainnya sebesar 62,16 juta USD atau 0,27 persen (meningkat sebesar 25,38 persen dibandingkan tahun 2020).
Golongan Kayu, barang dari kayu masih merupakan komoditas penyumbang ekspor non migas terbesar pada Desember 2021 dengan nilai 192,70 juta USD. Di bawahnya ada golongan Tembaga sebesar 185,04 juta USD, golongan Lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 176,35 juta USD.
Sementara itu, nilai impor Jatim pada Desember 2021 tercatat 2,76 miliar USD atau turun sebesar 3,02 persen dibandingkan November 2021 sebesar 2,84 miliar USD. Namun dibanding Desember 2020 angka tersebut meningkat 35,75 persen.
Penurunan nilai impor pada bulan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor pada sektor migas. Secara kumulatif, nilai impor Provinsi Jatim pada tahun 2021 mencapai 27,48 miliar USD, meningkat sebesar 37,50 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai nilai sebesar 19,99 miliar USD. [tam.wwn]

Tags: