Pemulihan Ekonomi, Masih Ada Dinas Belum Kucurkan Dagulir

Emil Elestianto Dardak

Pemprov Jatim, Bhirawa
Beberapa Dinas yang ada di Pemprov Jatim belum semuanya mengucurkan dana bergulir (Dagulir) guna pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat ditemui usai Rapat Paripurna di DPRD Jatim, Kamis (23/7).
“Masih ada yang belum, karena ini masih berproses. Kami juga melihat celah ruang untuk produsen atau pelaku usaha ini bisa tidak mendapatkan income,” katanya.
Menurut dia, revisi ini memungkinkan adanya libur cicilan pinjaman di awal kepada kredit baru. Selama ini program rektrusturisasi hutang kepada yang sudah. Tapi, lanjut Emil, kepada yang memerlukan modal baru tidak ada jawaban.
“Nah, Dagulir ini memberikan jawaban itu. Dan sudah ada yang dicairkan di sektor perkebunan,” jelasnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini menyampaikan bahwa dagulir ini platformnya sekitar Rp100 miliar yang tersebar di beberapa dinas, termasuk Dinas Koperasi dan UMKM dan Dinas-dinas Agro. “Ini disalurkan melalui lembaga yakni Bank Jatim dan Bank UMKM Jatim,” ujarnya.
Emil Dardak pun melihat ada perkembangan cukup membahagiakan dari sisi ekspor, walaupun ekspor saat ini turun meski sangat kecil. Bahkan, defisit perdagangan luar negeri lebih banyak di dorong oleh Migas. “Malah yang non migas relatif baik,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, kata Emil Dardak, pihaknya mempunyai landasan lebih optimis lagi mengenai kemampuan pelaku usaha untuk bisa melanjutkan roda usahanya tentu dengan mengedepankan kesehatan.
Ditanya pelaku usaha yang baru untuk bisa mendapatkan Dagulir, ia menjelaskan tinggal datang melalui Bank dan Dinas terkait akan menjemput bola. “Jadi, Dinas ini kan membina kemudian menjemput bola, bisa dua jalan. Atau koperasi yang tertarik,” katanya.
“Tentunya sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional. Dimana, juga ada KUR yang disalurkan oleh pusat,” pungkas Emil Dardak.
Diberitakan Bhirawa sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD Jatim, Pranaya Yudha Mahardhika meminta Pemprov Jatim tak hanya menggelontorkan anggaran khusus penanganan pandemi Covid-19 saja, melainkan juga di bidang perekonomian.
Politisi Partai Golkar ini menginginkan perhatian yang sama juga agar pertumbuhan ekonomi di Jatim tetap terjaga. Ia menyoroti sejumlah bidang perekonomian di Jatim yang kurang diperhatikan oleh Pemprov.
“Seperti nasib para nelayan yang mencakup buruh kapal, terdiri dari Anak Buah Kapal (ABK) dan pemilik kapal yang jumlahnya 250 ribu se-Jatim. Para nelayan di wilayahnya hingga kini tak mendapatkan dana bergulir,” katanya.
Menurut Yudha yang juga ketua AMPG Jatim ini, saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan di Surabaya Raya, nelayan kesulitan mengirim hasil ikannya ke Surabaya. Sehingga menyebabkan kerugian akibat ikan tak terjual hingga ikan menjadi busuk, dan nelayan merugi.
Pada era ini, lanjut dia, harus melihat bukan hanya penanganan kesehatan saja tapi pemulihan ekonomi juga penting. Ketika roda perekonomian di Jatim diabaikan, maka pertumbuhan ekonomi tentu akan merosot.
“Untuk menjaga itu perlu inovasi dengan program yang dirancang sedemikian rupa sehingga pelaku ekonomi tetap bisa hidup. Di saat sekarang ini mana ada pelaku ekonomi yang enggak sambat, saya pikir semua mengeluh. Kita harus pilah-pilah sektor mana yang harus diselamatkan lebih dulu,” terangnya.
Karena itu, Pemprov Jatim diharapkan bisa memberikan perhatian untuk para pelaku ekonomi, khususnya yang butuh untuk diberi stimulan agar tetap bertahan di tengah pandemi virus Corona.
“Kita mendorong adanya dana bergulir atau kredit murah untuk nelayan di Jatim. Di beberapa OPD kan dititipkan dana-dana itu. Ada yang sudah terserap di beberap sektor, namun untuk nelayan saya belum terima kabarnya,” tegas Anggota Fraksi Partai Golkar ini.
Pantauan Komisi B, lanjut Yudha, di tahun 2020 ini memang ada bantuan hibah alat bagi nelayan. Namun untuk kredit khusus pemasaran bagi mereka itu yang belum ada.
“Istilahnya pinjaman lunak atau apalah pokoknya yang penting ada stimulan pemulihan ekonomi bagi nelayan ini yang kuta dorong agar segera diberikan. Seperti beberap waktu lalu kami juga mendorong Pemprov memperhatikan petani kopi arabica. Alhamdulillah ada respon,” tandasnya. [geh]

Tags: