Pen-cekal-an Panglima TNI

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Dua isu politik luar negeri Amerika Serikat (USA) terasa bagai ledakan mercon. Tidak terlalu membahayakan, tetapi cukup mengagetkan. Walau tidak berdampak (negative) besar, namun perlu waspada. Isu tentang dokumen peristiwa Gestapu (Gerakan September 30) tahun 1965, dibuka oleh National Security Archive (NSA), tergolong cukup sensual. Isu berhubungan dengan PKI itu, bersambung dengan penolakan USA terhadap kunjungan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Boleh jadi, kedua isu bertautan. Di antaranya, keberpihakan Panglima TNI terhadap pemutaran film “Pengkhianatan G 30 S PKI.” Seluruh jajaran TNI (Angkatan Darat, Angkatan laut, dan Angkatan Udara) disarankan menonton film itu. Walau film ber-genre doku-drama, niscaya, tidak sama persis dengan peristiwanya. Presiden Jokowi, juga merespons positif film tersebut. Bahkan berharap ada perbaikan yang disesuaikan dengan situasi sosial ke-kini-an.
Perdebatan peristiwa Gestapu 1965, meng-hangat pada sepekan akhir September (2017) lalu. Terjadi adu fakta tentang tragedi kekejaman PKI. Fakta-fakta fiktif maupun asli di-kemukakan oleh pihak-pihak yang berbeda kepentingan. Dengan ketegasan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (dan respons positif presiden), perdebatan menyusut. Masyarakat (generasi muda masa kini) percaya, bahwa peristiwa Gestapu tahun 1965, sesuai alur cerita dalam film. Walau, niscaya terdapat “bumbu”dramatisasi.
Namun menyurutnya perdebatan tentang isu ke-PKI-an, mulai menghangat pada pertengahan Oktober (2017) ini. Penyebabnya, National Security Archive (NSA), merilis 39 dokumen kejadian sekitar tahun 1965. Dokumen berupa catatan korespondensi Kedutaan USA di Jakarta dengan Kementerian Luar Negeri periode tahun 1964-1968. Sebagian besar telah dirilis sejak lama. Tetapi ada juga “tambahan” fakta baru.
Gestapu (Gerakan September tiga puluh) 1965, coba digali-gali kembali dengan subyek pokok eks PKI. Berbagai pihak terlibat, termasuk anak-anak eks PKI yang kini menjadi pejabat publik (anggota DPR maupun Kepala Daerah). Tetapi sebagian fakta yang diadu, berasal berisi dokumen palsu, dari luar maupun dalam negeri. Antaralain, juga dokumen dari kedutaan besar Inggris di Jakarta. Semakin menambah percabangan sejarah.
Seluruh dokumen yang dirilis (lagi), nyata-nyata berbeda dengan sikap Penglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Sikap senada dikemukakan berbagai ahli sejarah dan pelaku tragedi berdarah Gestapu 1965. Sebenarnya, pengungkapan sejarah selama ini belum fair. Karena hanya pada sepenggal sejarah perilaku PKI pada tahun 1965. Seharusnya, sejarah ke-PKI-an, harus di-renda dengan peristiwa makar (dan kekejaman) PKI tahun 1948.
Saat itu PKI gagal, namun beruntung masih dimaafkan oleh seluruh komponen bangsa, demi menjaga keutuhan persatuan negara. Tetapi pe-maaf-an dosa-dosa makar tahun 1948, tidak terhapus dalam memori rakyat. Terutama oleh kalangan santri, kyai, dan aparat pemerintah. Fakta dan realita, kekejaman PKI enteng menumpahkan darah terhadap lawan politiknya. Kader PKI juga identik dengan premanisme, alkoholisme, perjudian, serta penyakit sosial lain.
Rilis NSA tentang peristiwa Gestapu 1965, dengan jadwal kunjungan Panglima TNI ke USA, hanya berselisih 15 hari. Padahal pengurusan administrasi (termasuk visa) telah diurus sejak lama. Panglima TNI, akan mengikuti acara Chiefs of Defence conference on country violent Extremist organizations (VEOs) di Washington DC. Forum pertemuan angkatan bersenjata se-Asia Pasifik, diikuti sekitar 78 perwakilan (23-24 Oktober). Tetapi Panglima TNI “dicekal” mendadak sebelum terbang.
Sebagai dua negara bersahabat, Indonesia berhak memperoleh penjelasan nota diplomatic tentang pencekalan Panglima TNI. Namun jika tidak, negara-negara kawasan Asia Pasifik, bisa belajar menghadapi organisasi ekstremisme ke Indonesia, setiap saat. Indonesia berhasil me-minimalisir ancaman ekstremitas. Hasil kerjasama antara masyarakat, Polisi, dan TNI (sebagai penggebuk handal ekstremitas kiri maupun kanan).

                                                                                                           ———   000   ———

Rate this article!
Pen-cekal-an Panglima TNI,5 / 5 ( 1votes )
Tags: