PEN Perlu Dihidupkan, 30 Juta UMKM dan Koperasi Dibekukan Kurang Modal

Syarifudin Hasan

Jakarta, Bhirawa.
Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada ekonomi dan pola hidup masyarakat, di dunia. Maka keberadaan Koperasi, menjadi sangat signifikan manfaatnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

“Berbicara tentang Koperasi ditengah pandemi Covid-19 begini, permasalahan utama yang dihadapi Koperasi adalah permodalan,” kata Deputi Pengawasan Kemenkop dan UKM, Ahmad Zabadi, dalam diskusi 4 Pilar MPR RI yang bertajuk “Peran Koperasi untuk Membangkitkan Perekonomian Nasional ditengah Pandemi” , Rabu (16/12). Hadir sebagai nara sumber lain, mantan Menkop era SBY Syarifudin Hasan yang Wakil Ketua MPR RI (Demokrat).

Ahmad Zabadi lebih jauh mengutarakan; dari hasil survei Kemenkop dan UKM, terhadap Koperasi yang terdampak Covidi-19, sebanyak 46% sangat bermasalah di permodalan. Sedang 36% bermasalah di penjualan dan 7% bermasalah di distribusi dan produksi.

Oleh karenanya, lanjut Zabadi, jika di identifikasi, kebutuhan dari Koperasi untuk menggerakkan usahanya, adalah pinjaman modal kerja, relaksasi kredit, kelancaran distribusi dan kepastian permintaan.

“Namun hal tersebut bukan menjadi tanggung jawab dari Kemenkop & UKM saja. Tetapi tanggung jawab seluruh stakeholder terkait dan pemerintah secara khusus. Ternyata pemerintah telah mencanangkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dengan meng-angarkan  selamat kita Rp695,2 triliun, dimana yang Rp123,46 triliun, diantaranya di alokasikan untuk UMKM,” papar Zabadi.

UMKM ini, termasuk didalamnya adalah untuk Koperasi Rp 123,46 triliun. Kemudian dirancang programnya untuk kepada 3 kategori Satu bagi UMKM, termasuk didalam Koperasi yang berstatus dampak bertahan. Tetap eksis ditengah pandemi, mereka mendapatkan insentif pajak,Kemudian bagi Koperasi & UMKM yang ber status menurun usahanya sebagai dampak pandemi, mendapatkan relaksasi dan restrukturisasi kredit dan perluasan pembiayaan. 

Sebelumnya Syarifudin Hasan menyarankan, untuk pengembangan UMKM, hendaknya dibuat Bank Khusus untuk UMKM, Seperti di Malaysia disana ada Bank Bumi Putera yang khusus mengurus UKM saja. Syarif berharap, UMKM tumbuh lagi, walaupun ada lebih dari 30 juta UMKM telah bangkrut terdampak pandemi.

“KIta harus membangkitkan kembai 30 juta UMKM yang bangkrut itu. Agar mereka memberikan kembali kontribusi pada perekonomian Indonesia. Begitu juga Koperasi, harus pula dihidupkan lagi,” ajak mantan Menkop Syarif Hasan. [ira]

Tags: