Pencarian Bibit Kompetisi Keterampilan Tingkat Dunia Dimulai

Dari kiri, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachma, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf dan Anggota DPR RI membuka secara resmi LKS SMK ke-26 Jatim di GOR Tawangalun, Senin (23/10).

Dindik Jatim Seleksi 1.142 Siswa SMK Menuju LKS Nasional
Banyuwangi, Bhirawa
Keberhasilan sejumlah siswa SMK dari Jawa Timur yang mewakili Indonesia dalam World Skill Competition (WSC)2017 menambah optimisme pendidikan vokasi di Jatim. Tekad untuk meningkatkan prestasi di ajang berikutnya pun semakin kuat. Maka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK menjadi pintu masuk bagi siswa-siswa SMK dari Jatim yang terampil di bidangnya untuk tampil mengharumkan nama Indonesia di kompetisi dunia mendatang.
WSC 2017 yang digelar di Abu Dhabi ini diikuti oleh tujuh peserta asal SMK di Jatim. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya berhasil membawa pulang medali perak dan medalions for excellent. Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengungkapkan, prestasi-prestasi siswa SMK di tingkat dunia ini patut mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Pencapaian itu menunjukkan kualitas SMK di Jatim telah mampu sepadan  dengan para siswa di dunia internasional.
“Ini prestasi yang hebat dan harus ditingkatkan. Melalui lomba ini (LKS SMK Jatim) saya berharap akan lahir siswa-siswa SMK dari Jatim yang berprestasi. Tidak hanya di tingkat provinsi melainkan juga dunia internasional,” terang Wagub Jatim dalam pembukaan LKS SMK Jatim di GOR Tawang Alun Banyuwangi, Senin (23/10).
Wagub Jatim yang akrab disapa Gus Ipul tersebut mengungkapkan, selain prestasi, penguatan SMK juga harus dilakukan. Baik karakter maupun kompetensi masing-masing siswa. Karakter akan melahirkan siswa SMK yang memiliki jati diri,sopan santun dan bermoral. “Kita ajarkan siswa SMK berpakaian sesuai tradisinya. Tapi mereka tetap dapat berfikir global dan terus berkarya,” ungkap Gus Ipul.
Sementara penguatan kompetensi siswa, lanjut Gus Ipul, telah menjadi komitmen utama Pemprov Jatim.  Salah satunya dengan mempercepat revitalisasi SMK sebagaimana telah diinstruksikan oleh Presiden RI. Revitalisasi itu direalisasikan mulai dari penguatan kelembagaan, sarana- pra sarana maupun tenaga pendidiknya.
Senada dengan Gus Ipul, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd mengungkapkan, konsentrasi utama dalam LKS SMK Jatim tahun ini adalah mempersiapkan bibit terbaik untuk dikirim ke WSC mewakili Indonesia. Di samping itu, Jatim juga tetap akan memacu prestasinya di tingkat nasional.
“Tahun lalu kita sudah juara umum LKS SMK tingkat nasional dan tahun ini berada di posisi kedua setelah Jawa Tengah. Meski demikian, kontingen asal Jatim yang mewakili Indonesia paling mendominasi dalam WSC tahun ini,” ungkap Saiful.Mantan Kepala Badan Diklat Jatim itu menegaskan, lulusan SMK yang telah berhasil menjadi juara di tingkat Jatim akan dipersiapkan khusus melalui pendampingan dan pelatihan.
Tahun ini, dari 51 bidang keahlian yang dilombakan dalam LKS SMK Jatim sebanyak 1.142 siswa di bawah bimbingan 1.050 guru pendamping bersaing ketat menunjukkan keterampilannya. Mereka diuji baik secara teori maupun implementasinya dalam bentuk karya nyata.
Di samping mengejar prestasi, LKS SMK diakui Saiful merupakan cara pemerintah untuk mempromosikan berbagai bidang keahlian pendidikan vokasi kepada industri. Itu cukup beralasan lantaran mereka yang nantinya akan menjadi user bagi lulusan SMK. “Itu sebabnya, dalam penjurian di LKS ini kita melibatkan para pakar dari perguruan tinggi sekaligus praktisi dari dunia usaha dan industri,” tutur Saiful.
Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut hadir memberikan ungkapan selamat datang. Pihaknya berterima kasih atas kerjasama Pemprov Jatim dan Pemkab setempat dalam penyelenggaraan LKS SMK dan pengembangan pendidikan vokasi. “Dalam pelimpahan wewenang SMA/SMK ke provinsi kami berharap performa kepala sekolah tidak kemudian kendur. Dan kenyataannya demikian, para kepala sekolah ini tidak pernah kendur dalam melaksanakan tanggung jawabnya,” ungkap Azwar Anas.
Pihaknya mengakui, percaya dengan kemampuan siswa dan guru-guru di SMK. Karena itu, sebanyak 72 festival di Banyuwangi melibatkan guru dan siswa SMK sebagai pilarnya. Mereka dipercaya menjadi koreografer yang hasilnya sangat hebat. “Kami tidak pernah mendatangkan koreografer dari luar Banyuwangi. Kita cukup melibatkan seniman-seniman dari daerah ini dan itu termasuk siswa serta guru SMK. Hasilnya begitu hebat,” pungkas Azwar Anas.

Tags: