Pencatatan Imunisasi di Surabaya Wajib Pakai Online

24-imunisasiSurabaya, Bhirawa
Untuk mempercepat target pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dalam mencapai Universal Child Immunitation (UCI), setiap Posyandu atau Puskemas wajib menyetorkan dana imunisasi anak atau balita melalui sistem online atau data base online.
Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Surabaya, dr Agus Hariyanto SpA(K) mengatakan, untuk memudahkan pendataan imunisasi, sudah saatnya Pemkot Surabaya menerapkan pencatatan imunisasi berdasarkan data base online.
Adanya data base online akan memudahkan Dinkes dalam memetakan wilayah dan anak yang belum terimunisasi, sekaligus memudahkan orang atau lembaga terkait mengakses rekam jejak imunisasi seseorang. Selama ini pencatatan imunisasi masih manual, berupa buku imunisasi dari puskesmas yang mudah rusak dan hilang.
”Kalau disimpan di data base dan dibuatkan sebuah kartu semacam paspor imunisasi, data anak sudah terekam dan bisa diakses kapan saja,” imbuh Agus.
Agus menyatakan, jika dilihat di negara luar sudah banyak tenaga kesehatan menggunakan data base online untuk mencatat imunisasi. Dalam kerja data base online anak akan terdata secara online dan terintegrasi dengan dinas kesehatan, sehingga tidak mungkin jika anak tidak akan terimunisasi. ”Disini akan terlihat anak-anak siapa saja yang sudah dan belum imunisasi karena semua sudah terdata di online,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan usulan pencatanan data imuniasi lewat on line. Menurutnya, dengan pekembangan teknologi informasi pencatatan online sangat perlu dilakukan.
”Kita akan membahas pencatatan on line imuniaisi, karena kebutuhan kedepan terkait dengan pencatatan dan pemberian imunisasi harus lebih cepat dan tepat,” tambahnya.
Dijelaskannya, sampai saat ini dari 163 kelurahan di Surabaya, baru 80 yang sudah UCI, atau anak-aank di wilayah tersebut sudah terdata imunisasi.”Kami kejar target 100 persen anak-anak di Surabaya terimuniasi semua,” ujarnya.
Febria menuturkan wilayah Surabaya Utara menjadi wilayah yang nilai UCI-nya rendah, hal ini disebabkan karena masih adanya anggapan imunisasi bertentangan dengan ajaran kepercayaan membuat sulitnya warga Surabaya melakukan Imunisasi.”Kami juga kesulitan untuk masuk sekolah-sekolah swasta untuk mendapatkan data imunisasi siswa berdasarkan nama dan alamat lengkap, padahal data ini penting untuk pemetaan,” sambungnya.
Ke depan Dinkes Surabaya, akan menggandeng tokoh agama, Dinas Pendidikan (Dindik), dan instansi terkait agar anak-anak Surabaya menjadi anak terimunisasi lengkap. “Kalau perlu, kami yang akan mendatangi warga untuk imunisasi nanti,” ujarnya. [dna]

Keterangan Foto : Tenaga kesehatan memberikan imunisasi kepada anak-anak di Surabaya. [dna/bhirawa]

Tags: