Pendaftar Sekolah Kawasan Tak Perlu Persiapan TPA

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya, Bhirawa
Calon peserta didik yang akan mengikuti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur sekolah kawasan pada 1 Juli mendatang tak perlu repot-repot melakukan persiapan Tes Potensi Akademik (TPA). Baik dengan les di sekolah maupun datang ke bimbingan belajar. Sebab, upaya itu dipastikan tidak akan berpengaruh apapun dalam mengerjakan soal.
Hal tersebut ditegaskan Koordinator TPA dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Margaretha Rehulina. Dia mengungkapkan, les sangat tidak diperlukan dalam mengikuti TPA. Sebab, alat ukur yang digunakan dalam tes ini hanya untuk mengukur kemampuan calon peserta didik sebelum masuk ke sekolah kawasan. Bukan alat evaluasi seperti Ujian Nasional (UN) maupun Ujian Sekolah (US).
“Hal ini harus kami ingatkan setiap tahun ke orangtua maupun guru di sekolah asal. Tidak perlu ada les persiapan TPA,” tutur Margaret, Senin (29/6).
Seperti diketahui, TPA merupakan salah satu faktor terpenting dalam seleksi masuk sekolah kawasan selain nilai UN. Perbandingannya bahkan lebih besar, TPA 60 persen dan nilai UN 40 persen.
Instrumen dalam TPA ini dirancang untuk melihat potret kemampuan anak secara alami. Kalau sampai dipoles dengan bimbel atau les, potretnya justru akan buram. Les tidak akan membuat anak lebih siap. Sebaliknya, anak akan cemas menghadapi TPA sehingga hasilnya semakin buruk. Itu sebabnya, panitia TPA tidak pernah memberikan dokumen soal ke siswa. Di samping agar tidak dijadikan acuan tahun berikutnya, juga agar tidak disalahgunakan lembaga bimbel. “Terus terang saja, soal-soal TPA kita diincar bimbel-bimbel. Kita sengaja tidak berikan supaya tidak dikomersilkan,” kata dia.
Margaret mengakui dalam soal TPA tahun ini tidak banyak terjadi perubahan. Tim yang mengerjakan tetap Fakultas Psikologi Unair dan direview oleh Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi). Komposisinya tetap 185 soal dengan rincian, 65 soal verbal, 60 soal numerikal dan 60 soal figural. Soal-soal tersebut harus selesai dikerjakan dalam waktu 104 menit. “Meski waktunya sudah kita batasi, ada kemungkinan selesainya berbeda. Sebab, 104 menit itu murni untuk mengerjakan soal. Tidak termasuk penjelasan dari instruktur,” kata dia.
Sejauh ini, persiapan TPA baik untuk masuk ke jenjang SMP dan SMA kawasan sudah siap dalam bentuk cetakan. Naskah soal ini telah disimpan dengan standar rahasia soal negara. Sehingga, soal TPA ini tidak bisa dibobol atau bocor.  “Tesnya juga akan diawasi dengan ketat. Satu ruang satu pengawas dari mahasiswa dan didampingi dosen,” kata dia.
Ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Surabaya Yusuf Masruh mengatakan TPA ini akan dilaksanakan pada 5 Juli untuk SMP dan 6 Juli untuk SMA. Tempat tes akan dilaksanakan di sejumlah sekolah. “Tempatnya belum kita pastikan. Yang jelas, sekolah-sekolah di wilayah Surabaya pusat akan jadi prioritas. Jika kurang, tempatnya akan bergeser ke wilayah terdekat,” kata dia.
Yusuf mengingatkan, calon peserta didik harus benar-benar mengetahui lokasi TPA masing-masing sebelum hari H pelaksanaan. Ini agar mereka tidak kehabisan waktu saat pelaksanaan tiba. “Khususnya bagi siswa dari luar kota. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya selalu bermasalah saat tes berlangsung karena tidak tahu lokasi,” kata dia. Untuk mengetahui itu, bagi siswa luar kota bisa ditanyakan saat verifikasi di sekolah.[tam]

Tags: