Pendapa 15 Kecamatan Dibangun Seragam

Salah satu gedung kantor kecamatan di Kab Mojokerto yang dibangun dengan arsitektur Mojopahitan. [kariyadi/bhirawa]

(Habiskan Rp15,5 M)
Kab Mojokerto, Bhirawa
Pemkab Mojokerto menguras anggaran Rp15,5 miliar untuk membangun 15 pendopo kecamatan dari total 20 kecamatan yang dimiliki. Anggaran jumbo itu dikeluarkan memenuhi ambisi Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) untuk menjadikan seluruh kantor kecamatan seragam dengan ciri khas Mojopahitan.
Berdasarkan data Dinas PU Kab Mojokerto, tahun 2016 telah direalisasikan rehab pendopo di 15 kecamatan dengan total anggaran kurang lebih Rp15,5 miliar. Kecamatan-kecamatan itu antara lain Kec Mojosari, Pungging, Ngoro, Bangsal, Pacet, Trawas, Kutorejo, Gondang, Dlanggu, Mojoanyar, Jatirejo, Sooko, Jetis, Kemlagi dan Kec Dawarblandong. Sedangkan tahun 2017 ini dilaksanakan rehab 17 kantor dan dua pendopo kecamatan, dengan anggaran berkisar Rp53 miliar.
”Arsitektur gedung di tiap pendopo mengusung konsep khas Majapahitan, untuk ukuran menyesuaikan lahan masing masing kecamatan,” terang Alfiah Ernawati, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Mojokerto, Minggu (29/1) kemarin.
Ciri khas bangunan Majapahitan memang tersirat dari bangunan-bangunan kantor Pemkab Mojokerto. Mulai Pendopo Graha Majatama di Kantor Pemerintah Kabupaten telah diadopsi pada bangunan pendopo-pendopo kecamatan.
”Kehadiran pendopo-pendopo kecamatan diharapkan bisa menjadi fasilitator antara para pemangku kepentingan atau stakeholder dengan masyarakat. Konsep Majapahitan kita adaptasi sebagai bagian dari ciri khas lekat Kab Mojokerto, arsitekturnya sangat ikonik,” terang bupati MKP dalam sebuah kesempatan.
Pendopo sendiri merupakan bangunan tunggal di bagian depan, dengan mengusung cita rasa khas Jawa yang kental. Filosofi-filosofi luhur dapat diartikan dari tiap lekuk bangunan, kemudian diinterpretasikan sebagai sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin atau administrator sebagai abdi masyarakat.
Makna filosofis sebuah pendopo secara keseluruhan adalah keterbukaan, dimana seorang pemimpin harus memiliki sifat terbuka pada siapapun baik terhadap bawahan maupun kepada masyarakat. Menurut Bupati MKP, pemimpin dan administrator secara umum berorientasi pada kepuasan dan pelayanan pada lingkungan sekitarnya (dilambangkan dengan bangunan yang melebar ke samping kanan dan kiri), yang berarti tak hanya condong terhadap kepentingan organisasi (dilambangkan dengan bangunan pendopo yang tidak memanjang ke arah dalam).
”Kesimpulannya, pendopo dengan segala konstruksinya mewakili sifat terbuka, merakyat dan mudah dijangkau,” pungkas MKP. [kar]

Rate this article!
Tags: