Pendapatan Nelayan Gresik Turun Drastis

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Gresik, Bhirawa
Cuaca buruk belakangan ini membuat sejumlah nelayan di Kec Ujungpangah gelisah. Sebab hasil tangkapannya menurun drastis, sehingga untuk sementara memilih tak melaut sampai cuaca normal kembali.
Seperti dituturkan Tukairi, salah seorang nelayan. Sejak cuaca buruk, dirinya enggan melaut. Sebab, hasil tangkapan yang didapat tak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan dan resikonya. Dari pada rugi, pilih istirahat sementara. ”Kalau nanti cuacanya sudah normal kembali, baru melaut lagi,” tuturnya.
Dikatakan Tukairi, sebenarnya menurunnya pendapatan nelayan itu bukan akibat cuaca buruk saja. Tapi, masih adanya nelayan yang menggunakan jaring mini trol. Sehingga banyak ikan masuk keperangkap jaring trol.
Terkait beroperasinya jaring trol itu nelayan tak bisa berbuat banyak. Sehingga nelayan meminta agar Polisi Air Udara (Polairud) untuk mengambil tindakan tegas penggunaan jaring trol. Sebab, jaring trol itu tak hanya membuat telur ikan punah tapi juga merusak terumbu karang.
Bahkan, lanjut Tukairi, tak jarang dua kelompok nelayan tradisonal dengan nelayan modern pengguna jaring trol bersitegang di tengah laut. Jika tidak ada solusi, tak menutup kemungkinan dua kelompok nelayan ini bentro, seperti yang pernah terjadi antara nelayan Paciran,Lamongan dengan nelayan Ujungpangkah, Gresik. Sehingga harus ada solusi.
Hal senada juga dikatakan Samaun. Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kab Gresik ini, karena cuaca buruk yang terjadi belakangan ini membuat nelayan enggan melaut karena pendapatannya menurun. Pilihan nelayan tak melaut itu dinilai sudah tepat. ”Sebab, hasil yang didapat tak cukup untuk biaya operasional,” katanya.
Tidak hanya kali ini saja. Sebelumnya, kata Samaun, nelayan sudah berulangkali mengalami kenyataan seperti ini. Setiap kali cuaca buruk, pendapatannya selalu menurun. Maka pilihan untuk tak melaut sementara sampai cuaca normal, dinilia sudah tepat. Selain itu, juga menjaga keselamatan.
Sementara, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Pemkab Gresik sudah melarang penggunaan jaring trol sebab bisa merusak ekositem laut. ”Kita selalu berupaya untuk mensosialisasikan kepada para kelompok nelayan agar senantiasa menjaga ekosistem laut dengan tak menggunakan jaring troll,” kata Syamsul Arifin, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan pada DKPP, Senin (3/8).
Tak hanya larangan penggunaan jaring trol saja, fasilitas batuan juga sering diberikan kepada nelayan. ”Adapun kebutuhan yang mereka pakai juga kita berikan bantuan meski tak bisa sepenuhnya,” pungkas Syamsul. [eri]

Tags: