Pendapatan Penduduk Banyuwangi Melonjak

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Banyuwangi, Bhirawa
Sejumlah program pengembangan pariwisata dan investasi di Kabupaten Banyuwangi berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Pendapatan per kapita naik tajam 70% dari Rp 14,97 juta pada 2010 menjadi Rp 25,5 juta pada 2014. Adapun Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) naik tajam 71% dari Rp 23,56 triliun pada 2010 menjadi Rp 40,48 triliun pada 2014.
“Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah melampaui sejumlah kabupaten lain di Jatim yang biasanya selalu di atas Banyuwangi,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Banyuwangi Agus Siswanto, Kamis (9/4).
Agus mengatakanĀ  pembangunan ekonomi di Banyuwangi yang memadukan antara pariwisata dan lanskap pertanian memacu banyak sektor ekonomi untuk tumbuh. Investasi juga menggeliat. Pada 2012, nilai investasinya sebesar Rp 1,19 triliun. Nilai investasi kemudian meningkat 280% menjadi Rp 3,38 triliun pada 2013. Adapun pada 2014 sebesar Rp 3,44 triliun atau naik 1,7 persen dibanding 2013. Hingga awal Maret 2015, investasi yang sudah masuk Rp 586,57 miliar.
Peningkatan investasi juga mendorong kesejahteraan masyarakat. Saat ini sejumlah hotel dari grup besar juga sedang memproses pembangunan hotel. “Karena kami masih kekurangan kamar hotel, banyak investasi baru bidang perhotelan yang masuk,” ujar Agus.
Pada 2013 nilai tambahnya Rp 30,46 miliar, tumbuh 16% dibanding 2012 sebesar Rp 26,25 miliar. Jika dibandingkan pada 2010 yang sebesar Rp 18 miliar, ada peningkatan 60,5%. Ini menunjukkan kelompok seni budaya menggeliat.
Di bidang pendidikan, Pemkab Banyuwangi telah mengucurkan dana beasiswa sebesar Rp 7,5 miliar untuk sekitar 500 mahasiswa kurang mampu tapi berprestasi. Dana itu digunakan untuk membantu kuliah para mahasiswa asli Banyuwangi yang menempuh kuliah di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam kota maupun luar kota.”Selain itu, tentu saja perbaikan kualitas dan infrastruktur pendidikan juga dilakukan,” jelas Agus.
Di bidang infrastruktur, Agus merinci, sejak 2010 sampai 2014 telah ada regulasi yang mengatur pemberian hibah aspal kepada kelompok masyarakat. Pada 2010-2011, jumlah bantuan aspal mencapai 21.049 drum. Pada 2012, bantuan sebesar 1.785 drum, 2013 sebesar 443 drum, dan sampai Juni 2014 sebanyak 1.325 drum.
“Kelompok masyarakat dipersilakan mengajukan proposal ke Pemkab Banyuwangi. Nanti akan dicek oleh dinas terkait. Jika memang layak, tentu akan disetujui. Bantuan aspal untuk kelompok masyarakat ini bagi jalan-jalan skala tertentu yang relatif tidak panjang,” kata Agus.
Jika disetujui, Pemkab akan mengirimkan bantuan aspal dan kelengkapan teknisnya seperti alat-alat. Adapun tenaga kerja diharapkan dari swadaya masyarakat dengan didampingi dinas terkait. “Warga bisa urunan makanan kecil biar guyub dan jadi modal kerekatan sosial,” kata dia.
Adapun pembangunan dan pemeliharaan jalan dalam skala puluhan kilometer dikelola langsung oleh Pemkab Banyuwangi. Dia merinci, pada 2010 telah dilakukan pembangunan dan pemeliharaan jalan sepanjang 149,11 kilometer, 2011 sepanjang 222,91 kilometer, dan 2011 sepanjang 250,86 kilometer. Pada 2013 meningkat lagi menjadi 373,37 kilometer dan pada 2014 425,50 kilometer.
Ia mengakui belum semua kebutuhan infrastruktur masyarakat terpenuhi karena wilayah Banyuwangi sangat luas. Selain jalan, pihaknya mesti membagi porsi APBD untukĀ  layanan kesehatan dan pendidikan.
Menurut Agus, kualitas jalan kabupaten terus meningkat. Saat ini panjang jalan dalam kondisi baik sepanjang 1.985 kilometer. Adapun yang kondisi rusak 42,25 kilometer dan rusak berat 20,25 kilometer. Sedangkan yang kualitasnya sedang 115 kilometer. “Yang rusak dan rusak berat akan diprioritaskan sembari tetap melakukan pemeliharaan jalan yang kondisinya sudah baik,” ujarnya. [nan]

Tags: